Berita Nasional Terkini
Alasan Purbaya Tolak Bayar Utang Kereta Cepat Whoosh Pakai APBN, Singgung Deviden Danantara
Alasan Menteri Keuangan Purbaya tolak bayar utang kereta cepat Whoosh pakai APBN, singgung deviden Danantara.
Kemudian PT PSBI dan China Railway kemudian mendirikan konsorsium bersama dengan nama PT KCIC yang menangani Kereta Cepat Whoosh.
Dalam struktur kepemilikan, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia memegang 60 persen saham KCIC, sedangkan 40 persen sisanya dikuasai konsorsium China.
Konsorsium PT KCIC ini harus ikut menanggung beban utang dan bunga tinggi kepada pihak China.
Seluruh beban utang pembangunan proyek dan kerugian operasional Whoosh dibebankan kepada semua pemegang saham KCIC.
Mayoritas pendanaan proyek kereta cepat ini berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB), sementara sisanya ditopang oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta modal dari konsorsium perusahaan patungan BUMN Indonesia dan China.
- Dikerjakan sejak 2016, proyek KCJB mengalami pembengkakan biaya atau cost overrun sebesar 1,2 miliar dolar AS, setara sekitar Rp 18,02 triliun.
- Hasil audit bersama yang disepakati kedua negara mencatat, total biaya pembangunan KCJB kini membengkak menjadi 7,27 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 108,14 triliun.
- Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Hebat
- Rute: Jakarta (Stasiun Halim) ↔ Bandung (Stasiun Padalarang & Tegalluar)
- Kecepatan: Hingga 350 km/jam.
- Waktu tempuh: Sekitar 45 menit
- Kereta cepat Whoosh menempuh jarak sekitar 142,3 kilometer antara Jakarta dan Bandung
Kelas layanan:
Ekonomi Premium: mulai dari Rp150.000–Rp200.000
Bisnis: sekitar Rp450.000
First Class: sekitar Rp600.000 (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menkeu Purbaya Tolak Utang Kereta Cepat Whoosh ke China Ditanggung APBN
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.