Demo di Jakarta

Tangis Uya Kuya Pecah saat MKD Putuskan Dirinya Aktif Lagi jadi Anggota DPR karena Tak Langgar Etik

Uya Kuya kembali jadi anggota DPR setelah dinyatakan tidak langgar etik oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

Tribunnews.com/Fersianus Waku
TANGIS UYA KUYA - Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI memutuskan Surya Utama atau Uya Kuya untuk diaktifkan kembali sebagai anggota DPR periode periode 2024-2029. Putusan tersebut dibacakan oleh Wakil Ketua MKD, Adang Daradjatun, dalam sidang di ruang MKD, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/11/2025). (Tribunnews.com/Fersianus Waku) 
Ringkasan Berita:
  • Uya Kuya resmi kembali jadi anggota DPR setelah MKD menyatakan dirinya tidak melanggar kode etik terkait kasus joget di Sidang Tahunan MPR RI 2025
  • Sidang MKD juga memutuskan nasib empat anggota DPR lainnya, dengan Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Ahmad Sahroni mendapat sanksi nonaktif
  • Keputusan ini menjadi momentum penting bagi DPR dalam menjaga citra dan integritas lembaga di mata publik.

 TRIBUNKALTIM.CO - Uya Kuya kembali jadi anggota DPR setelah dinyatakan tidak langgar etik oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI.

 Suasana haru menyelimuti ruang sidang MKD di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu (5/11/2025).

Dalam sidang terbuka yang penuh perhatian publik itu, artis sekaligus politisi Partai Amanat Nasional (PAN) bernama asli Surya Utama tersebut tampak menunduk dan meneteskan air mata ketika mendengar putusan resmi yang mengembalikan jabatannya sebagai wakil rakyat.

Wakil Ketua MKD, Adang Daradjatun, membacakan langsung hasil sidang etik yang menjadi penantian panjang bagi Uya Kuya setelah sebelumnya dinonaktifkan karena dianggap melakukan tindakan yang tidak pantas saat Sidang Tahunan MPR RI 2025.

Namun, setelah melalui proses klarifikasi, pemeriksaan saksi, dan pembuktian, MKD menyatakan bahwa tuduhan pelanggaran etik terhadap Uya tidak terbukti.

“Menyatakan teradu 3 Surya Utama tidak terbukti melanggar kode etik,” kata Adang saat membacakan putusan di hadapan para anggota MKD, staf DPR, dan sejumlah awak media yang meliput langsung jalannya sidang.

Keputusan itu menjadi dasar bagi MKD untuk mengaktifkan kembali Uya Kuya sebagai anggota DPR periode 2024–2029.

 “Menyatakan teradu 3 Surya Utama diaktifkan sebagai anggota DPR terhitung sejak keputusan ini dibacakan,” ujar Adang menegaskan.

Mendengar kalimat tersebut, Uya Kuya tampak menahan haru. Legislator yang dikenal dengan gaya santainya itu sempat menunduk sambil menyeka air mata.

Ia tak kuasa menahan emosi setelah melewati masa penonaktifan yang sempat mengguncang karier politiknya.

Baca juga: MKD DPR Putuskan Tiga Anggota Langgar Kode Etik, Ahmad Sahroni Disanksi Nonaktif 6 Bulan

Proses Sidang dan Latar Belakang Kasus

Sidang etik MKD kali ini merupakan bagian dari serangkaian pemeriksaan terhadap lima anggota DPR RI yang sebelumnya dinonaktifkan pada Agustus 2025 karena dugaan pelanggaran etik.

 Mereka dilaporkan atas perilaku dan pernyataan yang dianggap mencoreng marwah lembaga DPR, terutama saat dan setelah Sidang Tahunan MPR RI 2025 yang disorot publik secara luas.

Selain Uya Kuya, anggota dewan lain yang ikut disidang adalah Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, dan Adies Kadir.

Kelimanya berasal dari latar belakang yang berbeda, baik dari partai politik maupun dunia profesi, namun memiliki kesamaan nasib: dilaporkan ke MKD karena dianggap melanggar etika sebagai wakil rakyat.

Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) sendiri adalah lembaga internal DPR yang bertugas menegakkan kehormatan dan menjaga citra DPR RI.

Lembaga ini memiliki wewenang untuk memeriksa, menilai, dan memberikan sanksi terhadap anggota DPR yang diduga melakukan pelanggaran etik, baik dalam ucapan maupun tindakan yang tidak sesuai dengan sumpah jabatan.

Dalam kasus Uya Kuya, ia sempat dinonaktifkan oleh Fraksi PAN setelah videonya yang memperlihatkan dirinya berjoget di tengah Sidang Tahunan MPR RI 2025 viral di media sosial.

Aksi itu dianggap tidak pantas oleh sebagian publik karena dilakukan dalam acara kenegaraan yang sakral.

Namun, dalam sidang pembelaannya, Uya menjelaskan bahwa tindakannya tidak bermaksud melecehkan lembaga, melainkan spontanitas yang disalahartikan. Setelah melalui serangkaian klarifikasi dan verifikasi bukti, MKD menyimpulkan bahwa tidak ada unsur pelanggaran etik dalam tindakan tersebut.

Perbandingan Nasib Lima Anggota DPR yang Disidang

Dalam sidang yang sama, MKD juga membacakan hasil pemeriksaan terhadap empat anggota lainnya.

Untuk Adies Kadir, MKD memutuskan bahwa ia tidak melanggar kode etik setelah sebelumnya dilaporkan karena pernyataannya mengenai kenaikan gaji anggota DPR yang dianggap menyesatkan publik.

“Menyatakan teradu satu, DR. Ir. H. Adies Kadir S.H, M.Hum., terbukti tidak melanggar kode etik. Meminta teradu satu untuk berhati-hati dalam menyampaikan informasi dan menjaga perilaku ke depannya,” ujar Adang Daradjatun. Adies pun kembali diaktifkan sebagai anggota DPR RI.

Berbeda dengan Nafa Urbach, yang justru dinyatakan melanggar kode etik setelah menyebut kenaikan gaji dan tunjangan DPR merupakan hal yang pantas. MKD menilai pernyataannya berpotensi menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat yang tengah menghadapi tekanan ekonomi.

“Menyatakan teradu, Nafa Urbach nonaktif selama tiga bulan berlaku sejak tanggal putusan ini dibacakan,” kata Adang. Politikus Partai NasDem itu juga diwajibkan untuk memperbaiki sikap dan menjaga etika publik di kemudian hari.

Sementara Eko Patrio atau Eko Hendro Purnomo terbukti melakukan pelanggaran etik setelah video dirinya berjoget dan berperan sebagai disc jockey (DJ) dalam rangka menanggapi kritik masyarakat terkait aksi jogetnya di Sidang Tahunan MPR dianggap tidak pantas.

 “Menghukum teradu empat, Eko Hendro Purnomo S.Sos nonaktif selama empat bulan,” ujar Adang. Sanksi tersebut berlaku sejak pertama kali ia dinonaktifkan oleh Fraksi PAN.

Adapun Ahmad Sahroni, yang dikenal sebagai politisi flamboyan dari Partai NasDem, dijatuhi hukuman paling berat di antara kelima anggota.

 MKD memutuskan menonaktifkan Sahroni selama enam bulan karena dinilai melanggar kode etik akibat pernyataannya yang menyebut “orang yang ingin membubarkan DPR adalah tolol.” Putusan itu juga mencakup pencabutan hak keuangan selama masa nonaktif.

Uya Kuya Kilas Balik saat Rumahnya Dijarah, Trauma Diteriaki Massa hingga Diselamatkan Jusuf Hamka

 Penjarahan rumah Uya Kuya menjadi salah satu peristiwa paling menghebohkan di penghujung Agustus 2025.

Rumah anggota DPR RI sekaligus presenter kondang itu di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, dijarah massa pada Sabtu malam, 30 Agustus 2025.

Aksi brutal tersebut dipicu oleh kemarahan publik terhadap video viral sejumlah anggota DPR yang berjoget di Sidang Tahunan MPR RI 2025.

Masyarakat yang terprovokasi oleh isu tunjangan rumah DPR lantas mendatangi rumah Uya dan mengamuk hingga merampas harta bendanya.

Pria bernama asli Surya Utama ini tidak hanya kehilangan barang-barang berharganya, tetapi juga menghadapi tekanan psikologis berat.

 Ia mengaku trauma berat karena bukan hanya rumahnya yang dijarah, melainkan apartemennya juga sempat dikepung massa dan diteriaki namanya.

Berikut 7 fakta lengkap dari kisah pilu penjarahan rumah Uya Kuya yang mengguncang publik.

1. Detik-Detik Sebelum Penjarahan Rumah Uya Kuya

Dalam pengakuannya kepada Denny Sumargo, Uya Kuya menyebut ia masih berada di rumahnya beberapa jam sebelum penjarahan terjadi.

Saat itu, ia bersama keluarganya, termasuk orang tua sang istri, Astrid Khairunnisa, dan saudara-saudaranya, tengah berada di dalam rumah.

Melihat situasi yang mulai memanas di luar, Uya memutuskan mengevakuasi seluruh keluarga dua jam sebelum massa menyerbu.

“Gua pada saat itu ada di rumah terus terang, di rumah yang dijarah pada sore itu,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa evakuasi dilakukan secara cepat dan tanpa sempat menyelamatkan barang-barang.

“Enggak bawa apa-apa cuma empat baju aja. Semua surat berharga ditinggal karena yang penting keluarga aman,” jelasnya.

2. Tangisan Saat Melihat Rumah yang Dijarah

Sebulan setelah insiden tersebut, pada 29 September 2025, Uya bersama Astrid akhirnya berani kembali ke rumah mereka yang sudah porak-poranda.

Dalam video di kanal Uya Kuya TV, ia tampak menangis saat melihat kondisi rumah yang hancur. Dinding-dinding penuh coretan hinaan, terutama yang menyasar istri dan anak-anaknya.

 “Kalian mau maki saya silakan, tapi jangan hina keluarga saya. Apa salah anak-anak saya?” ujarnya dengan suara bergetar.

Selain kehilangan banyak barang pribadi, Uya juga menyesalkan bahwa barang milik mertua dan adik iparnya ikut dijarah.

“Oke barang-barang kita kalian ambil, tapi yang kalian ambil juga barang-barang mertua dan adik ipar saya semua ludes,” ungkapnya.

3. Apartemen Digeruduk dan Diteriaki Massa

Tak hanya rumahnya di Duren Sawit, apartemen Uya Kuya juga sempat didatangi massa.

Mereka berteriak-teriak memanggil namanya dari bawah gedung.

 Uya mengaku sangat takut dan merasa seperti kembali ke masa kelam sejarah Indonesia tahun 1965.

“Yang paling trauma saat di apartemen. Orang-orang di bawah teriak-teriak, ‘Uya Uya!’ Itu kayak tahun 65 gue bayanginnya,” katanya.

Dalam kepanikan itu, ia sempat menyelamatkan kucing-kucing peliharaannya.

 “Gue nyelamatin kucing-kucing gue. Pada saat itu gue bingung mesti gimana,” ceritanya.

Ketakutan bukan hanya dirasakannya sendiri, tetapi juga oleh penghuni apartemen lain yang ikut terganggu oleh teriakan massa.

4. Kebaikan Jusuf Hamka yang Menyelamatkan Uya Kuya

Di tengah situasi mencekam, pengusaha dan filantropis Jusuf Hamka atau yang akrab disapa Babah Alun tampil sebagai penyelamat.

Uya bercerita bahwa setelah penjarahan, ia tak mempercayai siapa pun hingga menerima panggilan telepon dari Jusuf Hamka.

“Dihubungi Pak Jusuf Hamka, ‘Uya kenapa ini’, dia baru bangun. ‘Saya jemput mau nggak’, saya bilang, ‘udah lah jemput saya, Pak’,” kisahnya.

Jusuf Hamka datang langsung ke basement apartemen Uya dan menjemputnya secara pribadi.

Tak berhenti di situ, selama tujuh hari berturut-turut Jusuf bahkan menyetir sendiri mobilnya untuk mengantar Uya Kuya ke berbagai tempat.

“Pak Jusuf itu selama tujuh hari lebih hampir tiap hari nyopirin gue,” ujarnya.

 Tindakan itu membuat Uya kagum. “Beliau berani ambil risiko, padahal di luar apartemen masih ada massa,” tambahnya.

5. Rasa Syukur di Balik Musibah

Meski rumahnya dijarah habis dan harta bendanya hilang, Uya Kuya justru mengaku bersyukur atas peristiwa tersebut.

Baginya, lebih baik difitnah dan dijarah daripada terlibat kasus hukum.

 “Sekarang begini, mendingan kemarin gue difitnah sampai rumah gua dijarah ya dibanding suatu saat nanti gua kena kasus hukum atau apa, mendingan ini,” ucapnya.

Pernyataan ini mencerminkan sikap pasrah sekaligus keikhlasannya menghadapi ujian.

Ia menegaskan bahwa dirinya tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dan menganggap peristiwa itu sebagai ujian hidup.

6. 20 Kucing yang Hilang Akhirnya Ditemukan

Salah satu bagian paling menyentuh dari kisah penjarahan ini adalah kembalinya 20 ekor kucing peliharaan Uya Kuya yang sempat hilang.

Setelah tiga minggu pencarian, sahabat dekatnya, Tamara Asjikien, berhasil menemukan dan menampung semua kucing tersebut.

 “Rasanya ini kayak mukjizat ya 20 kucing ketemu, alhamdulillah banget,” ujar Tamara.

Namun, proses penyelamatan tidak mudah. Beberapa kucing sempat dijual oleh penjarah sebelum akhirnya dikembalikan setelah mediasi panjang.

“Ada salah satu kucing yang dijual ke orang, tapi orangnya hubungi aku dan akhirnya dikembalikan,” jelas Tamara.

Kini, seluruh kucing dalam keadaan sehat, meski sebagian masih mengalami trauma.

7. Latar Belakang Politik dan Kasus MKD DPR

Penjarahan rumah Uya Kuya tak bisa dilepaskan dari gelombang kemarahan publik terhadap sejumlah anggota DPR yang dianggap tidak sensitif terhadap kondisi masyarakat.

Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, Nazaruddin Dek Gam, menjelaskan bahwa lima anggota DPR nonaktif—termasuk Uya Kuya—dilaporkan karena dianggap melanggar etika.

“Teradu Saudara Surya Utama atas gestur yang merendahkan lembaga DPR RI dengan cara berjoget dalam sidang tahunan MPR RI 2025,” kata Dek Gam.

Selain Uya, nama Eko Patrio, Nafa Urbach, Ahmad Sahroni, dan Adies Kadir juga masuk daftar teradu MKD.

 Isu ini memperkeruh situasi dan menjadi salah satu pemicu penjarahan.

Kini, dua bulan setelah penjarahan, Uya Kuya berusaha bangkit. Ia tetap menjalani aktivitasnya sebagai publik figur dan terus berkeliling ke berbagai daerah.

 “Ke Jember, Grobogan, Lampung, Jambi, segala macam, tidak ada satu pun orang yang ngatain kita atau sinis,” ujarnya. Pengalaman pahit itu meninggalkan luka mendalam, namun juga mengajarkan arti ketulusan dan solidaritas.

Uya menutup ceritanya dengan refleksi: “Gue trauma, tapi masih bersyukur. Karena dari sini gue tahu siapa yang benar-benar peduli.”

Kisahnya bukan sekadar tragedi pribadi, melainkan potret nyata bagaimana amarah publik yang tak terkendali dapat melukai siapa pun, bahkan tanpa dasar yang jelas.

Profil Uya Kuya

Uya Kuya lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 4 April 1975.

Ia memiliki nama lengkap Surya Utama.

Uya Kuya merupakan anak dari pasangan Nararya Sutrasna dan Yuanita.

 Uya Kuya menikah dengan Astrid Khairunisha pada 17 Mei 2003.

Mereka memiliki dua anak yang bernama Cinta Rahmania Putri Khairunnisha atau yang akrab disapa Cinta Kuya dan Sydney Agusto Putra Utama yang biasa dipanggil Nino Kuya.

Uya Kuya mengawali kariernya sebagai penyiar radio.

Sebelumnya, ia mengikuti Festival Tenda Mangkal Prambors dan berhasil menjadi pemenang di kategori Akapella.

Kemudian, suami Astrid Kuya itu bergabung sebuah stasiun radio Jakarta menjadi penyiar radio dan juga figuran berbagai di acara televisi salah satunya Spontan.

Selain itu, Uya Kuya juga mendirikan grup vokal akapela bernama MT Voices (1999) dan Tofu atau Tofu Reunion bersama temann-temannya.

Tak hanya sebagai penyiar, Uya juga menjadi pembawa acara di beberapa stasiun televisi hingga saat ini, seperti Playboy Kabel, Ketok Pintu, dan Hari Yang Aneh.

Uya Kuya kemudian memulai karier di dunia seni peran sebagai figuran dalam acara Spontan. Ia juga bermain di film layar lebar seperti Cinta 24 Karat (2003) dan Bad Wolves (2005).

Setelah keluar dari grup Tofu, Uya Kuya melanjutkan karier solo dengan merilis lagu dalam album soundtrack film Cinta 24 Karat.

Dalam proyek ini, ia tidak hanya tampil sebagai penyanyi, tetapi juga berperan sebagai produser dan pencipta lagu.

Puncak kesuksesan Uya ada pada acara Uya Emang Kuya yang memenangkan beberapa penghargaan, termasuk Reality Show Terbaik di Panasonic Gobel Awards pada 2011 dan 2012.

Selain aktif di dunia hiburan, Uya Kuya juga merupakan seorang pengusaha.

Ia memiliki beberapa bisnis, seperti showroom mobil, beternak ikan Louhan, penangkaran kucing ras hingga bisnis pisang goreng Pontianak yang diberi nama Mr. Banana.

Meski sempat memiliki delapan gerai, usaha Mr. Banana ini tidak bertahan lama.

Uya juga membuka restoran Jepang dan menjalankan usaha spa.

Kini, Uya Kuya merambah ke platform Youtube dengan konten khas hiburannya.

Lama berkarier di dunia hiburan, Ia lantas melebarkan sayapnya di dunia politik.

Uya Kuya berhasil terpilih sebagai Anggota DPR RI periode 2024-2029 melalui daerah pilihan (dapil) DKI Jakarta II.

Saat dilantik pada bulan Oktober lalu, Uya Kuya mengungkapkan keinginannya untuk bertugas di komisi yang membidangi hukum, pertahanan, pendidikan, hingga isu migran.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profil Uya Kuya, Artis dan Anggota DPR yang Ditegur Warga Los Angeles soal Bikin Konten Kebakaran

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Apartemen Didatangi Massa hingga Diteriaki usai Rumah Dijarah, Uya Kuya Ngaku Trauma: Kayak Tahun 65

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bongkar Kebaikan Jusuf Hamka saat Rumahnya Dijarah, Uya Kuya: Dia Hampir Tiap Hari Nyopirin Gue

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Uya Kuya Akui Masih Berada di Rumah sebelum Penjarahan Terjadi: Ada Papa Mamanya Astrid

Artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul 2 Bulan Usai Rumah Dijarah, Uya Kuya Ungkap Keanehan dari Peristiwa Itu, Denny Sumargo Dapati Fakta

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tangis Uya Kuya Usai MKD Putuskan Dirinya Diaktifkan Lagi Jadi Anggota DPR

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved