Program Makan Bergizi Gratis

Viral Cucun Ahmad Sebut MBG Tak Perlu Ahli Gizi, Kronologi hingga Permintaan Maaf Wakil Ketua DPR

Nama Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB, menjadi sorotan usai pernyataannya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral.

Tribunnews.com/Reza Deni
AHLI GIZI MBG - Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal saat ditemui di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Kamis (26/6/2025). Pernyataan Cucun Ahmad viral soal MBG tak perlu ahli gizi, berujung minta maaf (Tribunnews.com/Reza Deni) 
Ringkasan Berita:
  • Polemik bermula dari pernyataan Cucun Ahmad yang menyebut program MBG “tidak perlu ahli gizi”, yang memicu kritik luas dari organisasi profesi dan pakar gizi
  • Para ahli gizi menilai pernyataan tersebut keliru dan berbahaya karena mengabaikan kompetensi profesional yang diperlukan dalam pengelolaan gizi
  • Setelah viral dan menuai reaksi keras, Cucun meminta maaf dan menjelaskan bahwa wacana perubahan istilah tersebut berasal dari usulan BGN dan belum menjadi kebijakan.

TRIBUNKALTIM.CO - Nama Cucun Ahmad Syamsurijal, Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB, menjadi sorotan usai pernyataannya terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG) viral.

Polemik bermula dari pernyataan Cucun Ahmad yang terekam dalam sebuah forum resmi dan menyebut bahwa program MBG “tidak perlu ahli gizi”, serta menyatakan tenaga SMA dapat menggantikan peran tersebut setelah pelatihan singkat.

Pernyataan ini menjadi kontroversial karena profesi ahli gizi merupakan tenaga kesehatan profesional yang bekerja berdasarkan kompetensi akademik dan regulasi, sehingga tidak bisa digantikan oleh tenaga non-profesional hanya dalam pelatihan tiga bulan.

Dalam hitungan jam, video pernyataan Cucun Ahmad menyebar di media sosial dan memantik reaksi keras dari organisasi profesi, akademisi, hingga masyarakat umum.

Baca juga: Viral Sosok Yasika Aulia Ramadhani, Anak Anggota DPRD Sulsel Kelola 41 Dapur MBG, Usia Baru 20 Tahun

Awal Mula Polemik di Forum Konsolidasi SPPG Bandung

Polemik dimulai ketika Forum Konsolidasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) se-Kabupaten Bandung digelar, dan seorang peserta forum mengangkat permasalahan sulitnya Badan Gizi Nasional (BGN) mencari tenaga ahli gizi untuk ditempatkan di SPPG.

Peserta itu menyampaikan saran agar BGN tidak memakai istilah “ahli gizi” apabila tenaga yang direkrut tidak memiliki latar belakang ilmu gizi.

Peserta berkata, “Jika memang pada akhirnya tetap ingin merekrut dari non-gizi, tolong tidak menggunakan embel-embel ahli gizi lagi.”

Ia menyarankan agar posisi tersebut dinamai sebagai pengawas kualitas atau QA/QC (quality assurance dan quality control).

Dalam forum tersebut, ia juga menyarankan BGN bekerja sama dengan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) dan menggandeng Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Belum selesai bicara, pernyataan peserta itu langsung dipotong oleh Cucun Ahmad yang memimpin forum.

“Kamu itu (bicaranya) terlalu panjang. Yang lain kasihan,” ujar Cucun dengan nada menegur.

Tidak berhenti di situ, Cucun Ahmad menilai peserta forum tersebut bersikap arogan, dan mengatakan, “Saya enggak suka anak muda arogan kayak gini. Mentang-mentang kalian sekarang dibutuhkan negara, kalian bicara undang-undang. Pembuat kebijakan itu saya.”

Dalam video yang viral, Cucun Ahmad kemudian mengusulkan perubahan diksinya, “Tidak perlu ahli gizi. Cocok enggak? Nanti saya selesaikan di DPR.”

Lebih jauh, ia menyampaikan bahwa posisi ahli gizi dapat digantikan oleh lulusan SMA yang menjalani pelatihan selama tiga bulan.

“Nanti tinggal ibu Kadinkes melatih orang. Bila perlu di sini, di kabupaten itu, punya anak-anak yang fresh graduate, anak-anak SMA cerdas, dilatih sertifikasi, saya siapkan BSNP. Program MBG tidak perlu kalian yang sombong seperti ini.”

Pernyataan tersebut memantik reaksi keras, karena program MBG adalah program nasional berskala besar yang menyangkut kualitas makanan bagi jutaan anak sekolah.

Para Ahli Gizi Menyebut Pernyataan Cucun Ahmad Keliru dan Berbahaya

Pernyataan Cucun menimbulkan gelombang kritik dari para ahli gizi.

Salah satu respons paling keras datang dari dokter dan Ahli Gizi Masyarakat, Tan Shot Yen, yang menilai pernyataan tersebut menunjukkan ketidakpahaman Cucun terhadap profesi gizi.

Tan berkata, “Sudah jelas ngaco. Artinya dia tidak paham profesi ahli gizi.”

Tan mengibaratkan pernyataan itu seperti menyerahkan tugas pilot kepada petugas darat yang hanya diberi pelatihan tiga bulan.

“Ibarat pilot diganti dengan petugas darat yang dilatih selama tiga bulan, tahu-tahu menerbangkan pesawat.”

Ia menjelaskan bahwa jabatan fungsional seperti ahli gizi tidak bisa diganti oleh tenaga non-profesional, sama halnya seorang Kepala Puskesmas yang tidak otomatis bisa menangani pasien jika bukan dokter.

“Pernah mikir enggak? Kepala puskesmas dan Menteri Kesehatan bisa saja bukan dokter tetapi mereka tidak berhak menangani pasien di poli.”

Tan menegaskan bahwa ahli gizi memegang peran vital dalam memastikan standar gizi terpenuhi dalam program MBG, terutama karena program ini menyangkut masa depan kesehatan generasi muda.

“Yang arogan itu orang bicara tanpa paham duduk perkara.”

Seruan kritik juga datang dari dokter spesialis gizi Raissa E. Djuanda, yang memperingatkan bahwa program MBG akan terancam kualitasnya jika dikelola oleh tenaga yang tidak memiliki kompetensi gizi.

“Sebagai dokter yang bergerak di bidang gizi, saya melihat bahwa program MBG adalah program yang sangat baik.”

Namun, ia menilai pernyataan bahwa ahli gizi dapat digantikan oleh tenaga non-profesional sangat menyesatkan.

Raissa menegaskan bahwa pengelolaan gizi bukan sekadar membagikan makanan, tetapi sebuah proses ilmiah yang melibatkan analisis menu, kebutuhan energi, mikronutrien, evaluasi status gizi, hingga penanganan kondisi khusus.

“Ini adalah kompetensi yang hanya dimiliki oleh tenaga gizi sesuai pendidikan dan regulasi.”
Menurut Raissa, pernyataan pejabat yang tidak memahami urgensi profesi gizi dapat menyebabkan gagalnya standar program MBG.

Cucun Ahmad Minta Maaf Setelah Pernyataannya Viral

Setelah polemik meluas dan mendapatkan perhatian nasional, Cucun akhirnya meminta maaf melalui pernyataan resmi di Instagram @Cucun_Center.

“Saya menyampaikan permohonan maaf apabila dinamika pembahasan di dalam ruangan terkait tuntutan aspirasi sempat menjadi konsumsi publik dan dianggap menyinggung profesi ahli gizi.”

Cucun mengaku sudah berkomunikasi dengan Persagi dan Badan Gizi Nasional untuk membahas polemik tersebut.

Pada Senin (17/11/2025), ia mengadakan pertemuan dengan kedua pihak di Gedung DPR.

Usai pertemuan, Cucun menjelaskan bahwa usulan tersebut sebenarnya berawal dari pihak BGN yang melaporkan kesulitan mencari ahli gizi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR.

“Teman-teman ahli gizi ini sudah tahu di bawah. Menyampaikan usulan, ada kalimatnya enggak sedikit, jangan pakai embel-embel apa? Ahli gizi, kalau memang mau diganti.”

Ia menyebut usulannya hanya ingin menunjukkan potensi masalah jika nomenklatur “ahli gizi” dihapuskan sembarangan.

“Kalau mau diganti, jangan pakai embel-embel ahli gizi. Kita respons, kita akan bawa, kalau memang misalkan seperti ini, nanti justru profesinya yang akan tereliminir sama yang profesi-profesi lain.”

Cucun menegaskan bahwa ide mengganti istilah ahli gizi menjadi quality control masih sebatas wacana dan belum menjadi kebijakan.

Sosok Cucun Ahmad

Cucun Ahmad Syamsurijal lahir 8 November 1972.

Cucun Ahmad Syamsurijal Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) periode 2024-2029.

Ia merupakan politikus yang mewakili Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di parlemen.

Cucun sendiri telah menjabat sebagai anggota DPR selama tiga periode berturut-turut, yakni periode 2014–2019, 2019–2024, dan 2024-2029.

Ia mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II, yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Kehidupan awal dan pendidikan

Cucun lahir di Bandung pada tanggal 8 November 1972.

Setelah lulus SMP, ia kemudian tinggal di pondok pesantren milik Ilyas Ruhiat, orang yang berperan dalam pendirian PKB.

Pada tahun 1991, ia kemudian menempuh pendidikan peradilan agama di Institut Agama Islam Cipasung dan lulus pada tahun 1996.

Setelah lulus, ia berperan sebagai komanditer dalam sebuah persekutuan komanditer.

Pada tahun 2016, ia kembali melanjutkan pendidikan S-2 di Universitas Padjadjaran di jurusan Administrasi Publik dan mendapat gelar magister.

Di universitas yang sama, ia melanjutkan pendidikan S-3 di jurusan yang sama dan meraih gelar doktor dengan predikat cum laude pada tahun 2022.

Karier

Setidaknya sejak tahun 1998, Cucun telah bergabung dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan berperan sebagai ketua Majelis Wakil Cabang untuk wilayah Solokanjeruk.

Ia juga pada akhirnya bergabung dengan PKB, yang merupakan kendaraan politik bagi NU, dan menjabat sebagai wakil bendahara untuk Dewan Perwakilan Wilayah di Jawa Barat pada tahun 2005.

Pada tahun 2010, ia diangkat menjadi ketua Dewan Pengurus Cabang PKB di Kabupaten Bandung.[2]

Anggota DPR 2014–2019

Pada tahun 2014, ia terpilih menjadi anggota DPR dalam pemilu legislatif mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II.

Ia kemudian diangkat sebagai sekretaris fraksi PKB hingga tahun 2017.

Ia juga berperan sebagai anggota di Komisi IV, sebelum pada akhirnya pindah ke Komisi V. 

Pada tahun 2018, ia diangkat menjadi penindak lanjut tugas ketua fraksi PKB hingga pemilihan umum di tahun 2019

Dalam pembahasan mengenai hak angket DPR atas Komisi Pemberantasan Korupsi berkaitan dengan investigasi kasus korupsi e-KTP, Cucun bersama dengan anggota fraksi PKB dan Gerindra memilih untuk walkout sebagai bentuk protes atas tidak didengarnya interupsi oleh pimpinan sidang yang menolak putusan disetujuinya hak angket tersebut.

Anggota DPR 2019–2024

Pada pemilu legislatif 2019, Cucun terpilih kembali sebagai anggota DPR untuk periode 2019–2024 setelah mendapatkan 108.452 suara.

Pada periode tersebut, ia ditugaskan menjadi anggota Komisi III dan ketua Fraksi PKB.[7]

Anggota DPR 2024–2019

Cucun kembali terpilih dalam pemilu legislatif 2024 setelah mendulang 267.788 suara, menjadikannya sebagai anggota DPR yang meraih suara terbanyak di daerah pemilihannya.

Ia juga terpilih sebagai salah satu pimpinan DPR mewakili PKB bersama dengan Puan Maharani sebagai ketua DPR, Adies Kadir, Sufmi Dasco Ahmad, dan Saan Mustopa.

Cucun kembali mendapat perhatian publik setelah ia secara terbuka meninggalkan pelantikan rektor Universitas Pendidikan Indonesia. Menurutnya, kekecewaannya atas pelantikan yang menggunakan bahasa asing alih-alih bahasa Indonesia merupakan alasannya untuk memilih meninggalkan acara tersebut.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Profil dan Karir Cucun Ahmad Syamsurijal Wakil Ketua DPR RI Viral Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2025/11/18/06233071/blunder-pernyataan-cucun-soal-tak-perlu-ahli-gizi-di-program-mbg-memicu?page=all#page2.

Sumber: https://nasional.kompas.com/read/2025/11/17/18473371/viral-pernyataan-tidak-perlu-ahli-gizi-wakil-ketua-dpr-cucun-berujung-minta?page=all#page2.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Profil dan Karir Cucun Ahmad Syamsurijal Wakil Ketua DPR RI Viral Sebut MBG Tidak Perlu Ahli Gizi

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved