Aplikasi

5 Jenis Penipuan yang Sering Terjadi di Facebook Marketplace, Pengguna Musti Waspada!

Simak selengkapnya beberapa jenis penipuan yang sering terjadi di Facebook Marketplace, waspada selagi berbelanja!

Facebook
PENIPUAN DI FACEBOOK - Ilustrasi Facebook Marketplace. Simak selengkapnya beberapa jenis penipuan yang sering terjadi di Facebook Marketplace, waspada selagi berbelanja! (Facebook) 

TRIBUNKALTIM.CO - Saat ini, berbelanja di marketplace menjadi salah satu pilihan masyarakat karena praktis dan menawarkan banyak pilihan barang dengan harga terbaik.

Tidak terkecuali Facebook Marketplace yang memudahkan pengguna untuk membeli barang-barang yang mereka butuhkan.

Sayangnya, platform ini juga menjadi sasaran empuk bagi para penipu yang ingin memanfaatkan kelengahan pengguna.

Modusnya pun beragam. Mulai dari penjual fiktif, barang yang dikirim tidak sesuai deskripsi hingga pembeli palsu yang berpura-pura mengirim sejumlah uang.

Kalau tak hati-hati, pengguna bisa saja kehilangan uang, data pribadi bahkan akses ke akun Facebook mereka sendiri.

Baca juga: Trik Menghindari Penipuan di WhatsApp, Begini Cara Blokir Nomor Asing yang Spam Chat!

Karena itulah, penting untuk mengenali berbagai jenis penipuan yang terjadi di Facebook Marketplace agar Anda dapat bertransaksi dengan aman dan terhindar dari jebakan penipu.

Selengkapnya, berikut kami rangkum sejumlah penipuan yang sering terjadi di Facebook Marketplace.

1. Penipuan pembayaran dengan Gift Card dan aplikasi transfer

Modus klasik yang sering terjadi di Facebook Marketplace Indonesia adalah penipuan pembayaran lewat voucher digital. Dalam skema ini, penjual palsu meminta pembeli membayar barang menggunakan kode voucher seperti Google Play Gift Card, Steam Wallet atau saldo e-wallet (misalnya GoPay, Dana, atau Ovo). 

Setelah kode dikirim, pelaku langsung memblokir pembeli atau menghapus akunnya, dan barang yang dijanjikan tidak pernah dikirim.

Ada juga modus lain yang marak digunakan, seperti penipuan transfer bank atau e-wallet palsu. Di mana pelaku mengirim bukti transfer palsu agar korban segera mengirim barang. 

Padahal, uang tersebut belum benar-benar masuk ke rekening. Karena transaksi dilakukan di luar sistem resmi Facebook, korban seringkali kesulitan melacak dan memulihkan uang yang hilang.

Agar terhindar dari modus penipuan ini, sebaiknya Anda tidak membayar penjual dengan voucher digital atau transfer langsung sebelum barang diterima. Gunakan fitur pembayaran resmi Facebook atau lakukan transaksi COD di tempat aman untuk meminimalkan risiko penipuan

2. Modus overpayment dan transfer palsu

Di Indonesia, modus overpayment alias “kelebihan transfer” sering terjadi di Facebook Marketplace dan platform jual beli daring lainnya. 

Modusnya, pelaku berpura-pura mentransfer uang lebih dari harga barang, dengan alasan salah nominal atau biaya pengiriman yang keliru. 

Mereka kemudian meminta korban untuk mengembalikan selisihnya. Setelah korban mengirimkan uang “pengembalian”, pelaku justru membatalkan transfer awal atau menggunakan bukti transfer palsu, sehingga korban kehilangan uang dua kali lipat.

Tak sampai di situ, ada juga pelaku yang mengirimkan screenshot bukti transfer palsu yang tampak meyakinkan, lengkap dengan logo bank dan waktu transaksi. Padahal, uangnya belum benar-benar masuk ke rekening korban. 

Banyak pembeli atau penjual yang lengah karena percaya pada bukti visual tanpa melakukan pengecekan saldo terlebih dahulu.

Untuk menghindari kejadian seperti ini, jangan pernah mengembalikan uang atau mengirim barang sebelum memverifikasi langsung saldo di rekening atau aplikasi mobile banking Anda.

Baca juga: Cara Mudah Blokir Chat WhatsApp dari Nomor Tidak Dikenal, Cegah Spam dan Penipuan

3. Penipuan barang dan pengiriman

Modus penipuan barang dan pengiriman menjadi salah satu yang paling sering memakan korban di Facebook Marketplace. 

Banyak pengguna tertipu oleh barang yang berbeda dari foto, seperti produk imitasi, rusak bahkan hanya kotak kosong. Penipu biasanya memasang harga sangat murah untuk menarik perhatian, lalu menolak ketika diminta bertemu langsung.

Ada juga modus “barang dikirim dulu, pembayaran belakangan”, di mana pelaku meminta korban mengirimkan barang dengan alasan pembayaran sedang diproses atau akan dilakukan setelah paket diterima. 

Dalam beberapa kasus, penipu menggunakan resi atau label pengiriman palsu agar paket bisa dialihkan ke alamat lain. Begitu barang terkirim, akun pelaku langsung menghilang.

Sebagai tips, sebaiknya hindari transaksi di luar sistem resmi atau tanpa bukti yang jelas. Apabila memungkinkan, lakukan COD (Cash on Delivery) di tempat umum yang aman seperti minimarket atau pos keamanan perumahan. 

Hindari pula menggunakan jasa ekspedisi dengan label kiriman yang tidak bisa dilacak atau pembayaran di luar platform resmi seperti Meta Pay atau rekening bersama terpercaya.

4. Penipuan properti, kendaraan dan barang palsu

Penipuan properti juga banyak terjadi di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Pelaku biasanya memasang iklan sewa rumah atau kos fiktif, lalu meminta uang muka atau deposit sebelum calon penyewa melihat unitnya. 

Usai dana dikirim, iklan dihapus dan kontak pelaku tidak bisa dihubungi. Sementara itu, penipuan kendaraan biasanya melibatkan mobil atau motor bekas fiktif dengan harga di bawah pasaran. 

Pelaku mengaku butuh uang cepat atau sedang “BU” (butuh uang), padahal kendaraan tidak pernah ada. Ada juga kasus di mana penjual menggunakan foto kendaraan orang lain bahkan lengkap dengan BPKB palsu. Marak juga barang KW seperti ponsel, tas branded hingga sepatu “original” yang ternyata replika.

Sebagai tips, hindari mengirim uang muka tanpa melihat barang atau properti secara langsung. Periksa dokumen kendaraan di Samsat atau situs resmi dan hindari harga yang terlalu murah.

5. Phishing, Giveaway dan Bot otomatis

Jenis penipuan ini menjadi semakin banyak di Indonesia. Pelaku biasanya mengirim tautan mencurigakan lewat Messenger atau WhatsApp, berpura-pura sebagai pembeli atau penjual yang ingin “verifikasi data” sebelum transaksi

Jika tautan di-klik, korban diarahkan ke situs palsu yang meniru tampilan Facebook, e-wallet, atau bank untuk mencuri akun dan data pribadi.

Ada juga penipuan giveaway palsu, di mana pengguna diminta mengisi formulir atau membayar biaya administrasi kecil untuk “mengklaim hadiah”. 

Padahal, data pribadi korban digunakan untuk pencurian identitas atau akses akun e-wallet.

Yang makin meresahan, kini banyak akun bot otomatis yang langsung mengirim pesan ke penjual baru dengan gaya bahasa umum seperti “Masih ada, Kak?” untuk memancing percakapan dan mengirim tautan berbahaya.

Tips menghindarinya, jangan pernah klik tautan dari orang tak dikenal, apalagi yang mengatasnamakan Facebook atau kurir. Hindari membagikan kode OTP atau verifikasi kepada siapa pun dan pastikan komunikasi hanya dilakukan lewat Facebook Messenger agar lebih aman.

Baca juga: Waspada! Inilah Daftar Penipuan yang Sering Muncul di WhatsApp

Itulah tadi lima jenis penipuan yang sering terjadi di Facebook Marketplace. Tetap waspada selama berbelanja! (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada! Ini Jenis Penipuan yang Sering Terjadi di Facebook Marketplace"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved