Liputan Khusus
Runtuhnya Kerajaan Berau Akibat Politik Adu Domba, Melahirkan Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung
Runtuhnya Kerajaan Berau akibat politik adu domba, melahirkan Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung.
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Rita Noor Shobah
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Kerajaan Berau adalah salah satu kerajaan yang lokasinya ada di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Kerajaan Berau melatarbelakangi adanya Kesultanan Gunung Tabur dan Sambaliung.
Dua kesultanan tersebut masih ada hingga sekarang.
Bangunan kesultanan keraton Gunung Tabur terletak di Jalan Kuran RT 03 Kecamatan Gunung Tabur dan bangunan kesultanan Sambaliung berdiri di Jl ST Alimuddin, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau.
Dua kesultanan ini berawal dari Kerajaan Berau.
Kerajaan Berau berdiri pada abad yang ke 14.
Baca juga: Menyusuri Jejak Kemerdekaan di Kalimantan Timur, Bendera Merah Putih yang Terlambat Berkibar
Juru Pelihara dan Guide Keraton Gunung Tabur Sayid Rahmansyah menjelaskan Rraja Berau pertama yakni Baddit Dipattung atau Aji Surya Nata Kesuma yang memimpin kerajaan Berau pada tahun 1377-1401.
Awal mula berdirinya, kerajaan ini merupakan kerajaan Hindu.
Akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu dan masuknya agama Islam ke dalam daerah tersebut di abad ke 17, kerajaan tersebut berubah menjadi Kesultanan Islam.
“Kerajaan Berau runtuh di abad ke 19 setelah menjadi salah satu korban politik serta adu domba yang dilancarkan oleh Belanda,” ungkapnya.
Saat itu, Adji Dilayak (Dilayas) adalah raja terakhir di Kerajaan Berau yakni raja ke 9.
Kekuasaannya cukup luas hingga menguasai Kinabalu dan Bulungan.
Masa kekuasaannya yakni tahun 1576-1600.
Kemudian, Ia memiliki dua ratu dan masing-masing ratu memiliki satu keturunan laki-laki.
Keduanya, yakni bernama Pangeran Tua anak laki-laki istri pertama. Dan Pangeran Adipatti Saparuddin dari istri yang kedua.
Situs Sejarah Kaltim Disiapkan Jadi Destinasi Wisata Edukasi, Masterplan Terpadu Belum Ada |
![]() |
---|
7 Situs Sejarah Kemerdekaan yang Jadi Cagar Budaya di Kaltim, Kendala Pelestarian: Anggaran dan SDM |
![]() |
---|
Sumpit Jadi Senjata Usir Belanda, Jejak Sejarah Masyarakat Paser dan Berau Lawan Penjajah |
![]() |
---|
Menyusuri Bunker Jepang di Manggar Baru Balikpapan, Menyimpan Bisik dari Masa Lalu |
![]() |
---|
Amanah Para Veteran: Jauhi Barang yang Kelihatannya Bagus Tapi Sebenarnya Merusak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.