Berita Bontang Terkini

Walikota Bontang Bentuk Generasi Peduli Lingkungan Lewat Sekolah Merdeka Sampah

Untuk mengantisipasi, Pemerintah Kota Bontang meluncurkan program Sekolah Merdeka Sampah dengan melibatkan pelajar sejak usia dini

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
SEKOLAH MERDEKA SAMPAH - Walikota Bontang Neni Moerniaeni,Senin (25/8/2025). Ia membawa sejumlah pelajar sekolah dasar (SD), yang tergabung dalam program Sekolah Merdeka Sampah, melihat langsung sampah yang berada di TPA Bontahg Lestari.  (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG – Kota Bontang, Kalimantan Timur setiap hari  menghasilkan lebih dari 70 ton sampah.

Jika tidak diintervensi, gunungan sampah ini akan terus menekan kapasitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) di Bontang Lestari.

Untuk mengantisipasi, Pemerintah Kota Bontang meluncurkan program Sekolah Merdeka Sampah dengan melibatkan pelajar sejak usia dini.

Program ini menjadi bagian dari gerakan Bontang Merdeka Sampah yang bertujuan mencetak generasi peduli lingkungan sekaligus mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Walikota Bontang, Neni Moerniaeni, menegaskan pengelolaan sampah sudah menjadi isu serius yang berdampak luas.

Baca juga: Pemkot Bontang Gelar Job Fit Eselon II, Walikota Neni Moerniaeni Isyaratkan Rotasi Jabatan

“Tumpukan sampah yang tidak terkelola bukan hanya soal estetika, tapi juga berpengaruh pada kesehatan masyarakat, kualitas udara, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya, Senin (25/8/2025).

Melalui program ini, sekolah didorong menjadi pusat pembiasaan hidup bersih. Siswa, guru, dan orang tua dilibatkan dalam aktivitas memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, hingga mengolah sampah menjadi produk bernilai guna. 

Langkah ini juga sejalan dengan Perwali Nomor 15 Tahun 2010 tentang Sekolah Berbudaya Lingkungan (Eco School).

“Sekolah bukan hanya pusat pembelajaran, tetapi juga tempat membentuk kebiasaan hidup ramah lingkungan,” tambah Neni.

Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mencatat, hingga 2024 sebanyak 45 sekolah di Bontang sudah meraih penghargaan Adiwiyata, termasuk 6 sekolah di level Mandiri dan 13 di tingkat Nasional. 

Capaian ini dinilai menjadi modal kuat untuk memperluas gerakan.

Kepala DLH Bontang, Heru Triatmojo, menilai pelibatan sekolah sebagai langkah strategis.

“Kalau kebiasaan ini dibentuk sejak kecil, akan terbawa hingga dewasa. Mereka bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya,” jelasnya.

Tak hanya edukasi, Pemkot juga menyiapkan insentif berupa lomba antar sekolah kategori pengelolaan sampah terbaik. 

Baca juga: Walikota Bontang Neni Moerniaeni Akan Gelar Mutasi Pertama di Masa Kepemimpinannya

Harapannya, gerakan ini mampu menekan volume sampah rumah tangga sekaligus menjadi investasi jangka panjang bagi Bontang.

“Sekolah bukan hanya mencetak siswa cerdas, tapi juga generasi yang bertanggung jawab terhadap bumi,” tegasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved