Berita Berau Terkini

Pengalihan Alur Sungai Siagung Segah Berau Diduga Berdampak ke Kebun Sawit Warga, DPRD akan Sidak

Warga Gunung Sari dan Harapan Jaya di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur mengadu ke DPRD Berau.

Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
KERUGIAN WARGA SEGAH - Suasana RDP pihak DPRD Berau bersama warga dan pihak kampung Gunung Sari dan Harapan Jaya, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur. Politisi PDIP itu juga menegaskan, dari lembaga legislatif siap apabila dipanggol melakukan inspeksi ke lapangan bersama pihak musyawarah pimpinan kecamatan. (TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Warga Gunung Sari dan Harapan Jaya di Kecamatan Segah, Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur mengadu ke DPRD Berau, menyoal kerusakan kebun sawit milik mereka akibat luapan air sungai.

Permasalahan itu, diduga akibat pengalihan alur sungai oleh perusahaan tambang yang beraktivitas di wilayah tersebut.

Warga Gunung Sari, Rahman menyatakan, para pekebun khawatir dampak dari luapan air itu menyebabkan tanaman menjadi mati. Bahkan kini hasil panen sawit mereka merosot.

Hanya saja dalam rapat tersebut pihak perusahaan tidak hadir. Kondisi ini menyebabkan petani kecewa.

Baca juga: DPRD Berau Dorong Pemasangan GPS pada Speed Boat yang Beroperasi di Maratua dan Derawan

Petani menegaskan tuntutannya yakni meminta perusahaan bertanggungjawab, untuk memperbaiki alur sungai Siagung.

"Setelah mendengar hasil rapat kami sedikit lega terhadap jawaban dewan, tapi kami merasa belum puas. Karena tidak ada kepastian, soal tuntutan keinginan-keinganan para masyarakat dapat terpenuhi," katanya kepada TribunKaltim.co, Selasa (23/9/2025).

Warga mengaku, sejatinya mendukung adanya keberadaan perusahaan di kampung mereka.

Karena dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal. Hanya saja, dengan permasalahan yang mengakibatkan kebun mereka terendam banjir, mereka tentu merasa resah.

"Harusnya sama-sama menguntungkan, tapi perlu juga dipikirkan bagaimana nasib masyarakat yang tidak bekerja di perusahaan, terutama yang berkebun sawit, soalnya dampaknya ini betul-betul terasa," keluh Rahman.

Baca juga: Anggota DPRD Berau Rudy Mangunsong Prihatin Tak Ada Guru SD di Kampung Mapulu

Tidak hanya petani, para anggota DPRD pun kecewa oleh ketidakhadiran pihak perusahaan.

Meski begitu, DPRD masih memberi kesempatan dan menyarankan, agar pihak kecamatan menindaklanjuti keluhan warga.

Bahkan DPRD juga berjanji akan hadir jika nantinya digelar pertemuan untuk membahas persoalan tersebut. Tujuan dari DPRD yakni ingin mendengar alasan penutupan aliran Siagung tersebut.

"Kita menyarankan agar pihak kecamatan memediasi antara warga dan perusahaan, karena kecamatan juga merupakan perpanjangan tangan langsung dari pemerintah kabupaten," kata Ketua KomisiII DPRD Berau, Rudi Parasian Mangungsong.

Politisi PDIP itu juga menegaskan, dari lembaga legislatif siap apabila dipanggol melakukan inspeksi ke lapangan bersama pihak musyawarah pimpinan kecamatan (muspika).

"Silakan libatkan kami kalau memang mau melakukan sidak," tegasnya.

Para petani berharap, persoalan pengalihan aliran sungai yang menyebabkan petani diliputi resah itu bisa segera terselesaikan. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved