Program Makan Bergizi Gratis
Respons Dinkes Kaltim Soal Makanan Kekinian Spagheti, Burger dan Nuget di Program MBG
Respons Dinkes Kaltim soal makanan kekinian spagheti, burger dan nugget di program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
Terkait dorongan untuk menghindari makanan fast proses, Saraheni menjelaskan bahwa variasi menu seperti burger atau nugget masih diperbolehkan dengan catatan diolah sendiri di dapur SPPG.
"Kalau variasi menu misal burger nugget gak papa namanya, kita bisa bikin nugget tempe sosis ayam bisa, tapi diolah di dapur itu sudah teman-teman sudah sebagian mengolah," tuturnya.
Saraheni juga menyampaikan bahwa para pengelola makanan sudah dibekali dengan sertifikasi terkait cara mengolah makanan yang aman.
Mereka merupakan lulusan ahli gizi yang memahami cara mengolah makanan dengan baik dan diharapkan memiliki sertifikasi baik sebagai pengolah makanan maupun ahli gizi, yakni Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
"Nah, kalau itu bisa melalui dinas kesehatan, melalui dinas kesehatan kabupaten kota yang juga dipantau oleh dinas kesehatan provinsi bahwa penjamah makanan harus memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS)," tambahnya.
Baca juga: Beredar Video Siswa Keracunan MBG di Balikpapan, Cek Respons DPRD Kota Minyak
Sebelumnya, olahan makanan kekinian ini menjadi sorotan tajam dari ahli gizi terkemuka yaitu dr. Tan Shot Yen.
Dalam rapat bersama Komisi IX DPR, ia melontarkan kritik pedas terhadap program yang menyedot anggaran APBN 2026 hingga Rp 335 triliun ini.
Dalam paparannya, ia menyebut beberapa makanan seperti burger tidak menggambarkan pangan lokal. Dr. Tan menyoroti penggunaan tepung terigu sebagai bahan dasar yang tidak pernah tumbuh di Indonesia, sehingga tidak mengenalkan anak-anak pada potensi pangan lokal.
"Yang dibagi adalah, adalah burger. Di mana tepung terigu tidak pernah tumbuh di bumi Indonesia, nggak ada anak muda yang tahu bahwa gandum tidak tumbuh di bumi Indonesia," kata Tan dalam Ruang Rapat Komisi IX, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Kamis 25 September 2025.
Selain burger, makanan lain seperti spaghetti juga tidak luput dari kritikannya. Dr. Tan bahkan menyinggung pemberian bakmi dan isi burger berupa chicken katsu yang menurutnya merupakan bentuk kasternisasi, terutama untuk daerah yang dekat dengan pusat agar terlihat menarik.
"Dibagi spaghetti, dibagi bakmi Gacoan, oh my god. Dan maaf, ya, itu isi burgernya itu kasternisasi juga, kalau yang dekat dengan pusat supaya kelihatan bagus dikasih chicken katsu," sebutnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.