Dr Sofyan Sukses Operasi Batang Leher Jos Soetomo

10 Tahun Menderita Sembuh Total

MENGAKU selama sepuluh tahun menderita sakit luar biasa, bagaikan mayat hidup! Akhirnya, Jos Soetomo, 69, bertemu dr Sofyanto SpBS

AKU bangsa Indonesia! Aku bangga Indonesia! Merdeka...merdeka! Begitu pekik Jos mengajak sekitar 200 peserta menghangatkan suasana saat memberikan sambutan. Selama sepuluh tahun Jos menderita kecetit leher (spondylosis cervical). Tubuhnya didera oleh sakit luar biasa, "Saya seperti mayat hidup!" tuturnya.

Tentu pengusaha beken dari Kaltim itu rajin mencari dokter di Indonesia maupun di luar negeri. Dia mengaku sudah keliling dunia untuk mencari kesembuhan itu, karena memang mengalami kesakitan luar biasa. "Ketika sampai di Cina, mereka menyatakan tidak sanggup mengoperasi sakit saya!" tuturnyanya.

Bukan cuma itu pernah juga mencari dukun sampai ke Yogyakarta, hasilnya memang nol. Sakitnya terus menyiksa dirinya. Beruntung, sekitar bulan November 2011, dalam perjalanan dari Bali ke Kaltim via Surabaya, dia berada dalam satu pesawat dengan Dr Sofyanto SpBS.

Perkenalan Jos terjadi melalui Henry J Gunawan, juga satu pesawat dengan Sofyanto. Henry adalah pengusaha proverti Surabaya yang membangun kondodtel di Seminyak dan Pecatu di Bali. Dari perkenalan itulah, kemudian Jos berkonsultasi dengan Sofyanto.

"Saya kemudian memberanikan diri untuk operasi, saya sudah tak tahan sakitnya. Begitu dioperasi kun fa yakun, besoknya saya langsung sembuh," tuturnya mendapat sambutan peserta yang memenuhi ballroom Senyiur. Mengapa memberanikan diri, karena menurut rekan-rekannya jangan main-main operasi saraf leher, karena bisa mati atau lumpuh.

"Terima kasih saya kepada Dokter Sofyan. Ini orang luar biasa! Jadi kita harus menyebarluaskan informasi ini kepada masyarakat seluruh Indonesia. Tidak usah harus jauh-jauh ke luar negeri untuk operasi penyakit seperti yang saya derita. Buktinya saya sekarang sembuh seperti sedia kala. Saya doakan semoga Dokter Sofyan tetap sehat wal afiat, agar semakin banyak orang mendapat pertolongan," tegasnya.

Jos menyatakan bahwa dokter Indonesia sudah hebat-hebat, oleh karena itu dia menyarankan agar jangan terlalu berobat ke luar negeri, "Kalau memang tidak ada dokter di Indonesia yang mampu menolong, barulah ke luar negeri. Ini supaya devisa kita tidak habis," tuturnya.

Untuk itulah, dia menyarankan agar dokter-dokter juga bersatu, "Jangan justru dijauhi. Kalau ada orang pinta, orang hebat mari kita dukung. Jangan malah dijauhi! Ini ciri bangsa kita," kata Jos lagi.

Untuk itulah bercita-cita agar keahlian yang dimiliki oleh Dr Sofyanto dan teman-temanya terus diberikan peluang untuk dikembangkan, "Saya akan gandeng dengan Menteri BUMN, agar tenaga ahli yang seperti ini mendapat perhatian. Kalau perlu dibuatkan lembaga agar bisa menangani pasien lebih banyak dan murah," kata Jos memberi ide.

Dr Sofyan mengatakan perkenalannya dengan Jos Soetomo secara kebetulan, "Jadi hari Jumat konsultasi, hari Senin minta dioperasi. Hasilnya seperti kita lihat sekarang sembuh total penuh semangat," kata Sofyan menambahkan.

Dia menjelaskan bahwa Jos Soetomo merupakan satu di antara ratusan atau bahkan sudah ribuan pasien yang telah dioperasi. Dalam operasi itu Sofyan mengganti dua batalan pada dua ruas  batang leher Jos Soetomo.

"Jadi, penyakit kecetit leher ini terjadi karena batang leher terlalu menekuk.
Kebiasaan ini menyebabkan terjadi kerapuhan pada sendi leher. Akibatnya saraf menjadi tertekan. Hal ini menyebabkan sakit luar biasa," tuturnya.

Ciri-ciri penderita spondylosis cervical (leher kecetit) adalah neyeri leher hebat, seperti menusuk dan terbakar bahkan makin menjalar ke atas sampai ke telinga, mata, kepala terutama pada malam hari.

Juga ditandai nyeri kepala satu atau dua sisi kadang disertai migren dan fertigo. Nyeri pada puncak bahu hingga mencengkeram keras, kadang sampai ke dada. Nyeri lengan menjalar ke tangan, kesemutan dan kelemahan jari. Nyeri mirip sengatan listrik di tangan dan kaki, kaku di dada, tangan dan perut. Bila makin berat akan sulit menahan air seni (ngompol) serta gangguan seksual.

Persoalannya, kata dia, sampai saat ini masih saja ada bayang-bayang ketakutan luar biasa menyangkut operasi otak maupun batang leher, "Orang masih ngeri operasi batang leher bisa menyebabkan kematian. Sekarang berbeda, karena kemajuan teknologi kedokteran semua ini bisa ditangani secara mudah dan cepat," kata dia.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved