Bensin Eceran
Pengecer BBM di Kutai Timur Sulit Ditertibkan
Yang agak sulit itu mengontrol pengecer yang bolak balik membeli. Kami bisa mengantisipasi di satu SPBU. Tapi bisa saja dia berpindah ke SPBU lain.
SANGATTA, tribunkaltim.co.id - Beberapa pekan lalu, Bupati Kutai Timur telah menerbitkan surat keputusan tentang pengaturan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Kutai Timur. Salah satu pertimbangannya untuk mengantisipasi gejolak terkait rencana kenaikan harga BBM.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Timur Irawansyah, Rabu (12/11), mengatakan dengan terbitnya SK tersebut diharapkan pendistribusian BBM bisa tertib dan lancar, plus mengantisipasi pelanggaran hukum.
Dalam SK tersebut, diatur pengendara sepeda motor maksimal membeli BBM senilai Rp 30.000, mobil Rp 150.000, serta truk dan sejenisnya Rp 200.000 dalam satu hari. Diatur pula larangan penimbunan maupun pengurangan takaran untuk konsumen, juga pembelian dengan jeriken.
Sejauh ini hasil pemantauan menunjukkan SK tersebut sudah dilaksanakan di lapangan. "Yang agak sulit itu mengontrol pengecer yang bolak balik membeli. Kami bisa mengantisipasi di satu SPBU. Tapi bisa saja dia berpindah-pindah ke SPBU lain dalam sehari," ujarnya.
Untuk pengawasan, sudah berkoordinasi dengan Satpol PP dan kepolisian, serta lembaga perlindungan konsumen. Jika ada pemilik SPBU atau konsumen yang melakukan penimbunan BBM, akan ditindak sesuai aturan.
Sulitnya mengatur pengecer BBM di SPBU diakui salah satu pemilik SPBU di Sangatta. Menurutnya, para pengecer, baik yang menggunakan mobil atau sepeda motor hanya takut kalau ada aparat jaga mengawasi SPBU.
"Sebenarnya kalau ada aparat yang standby di SPBU, apakah itu polisi, tentara, atau Satpol PP, para pengecer itu takut bolak-balik. Meskipun aparatnya berada di luar pagar. Tapi kalau tidak ada aparat, mereka akan datang terus. Operator kami sudah hafal sama gaya mereka," katanya.
Pembeli BBM dari masyarakat non pengecer, tidak ada masalah dengan pembatasan pembelian. "Kalau mereka ya tidak ada masalah. Justru mereka senang kalau antrean tidak panjang," katanya, seraya menambahkan pengaturan distribusi relatif efektif mengurangi antrean panjang.
Pemilik SPBU tersebut mengatakan sejauh ini tidak ada masalah terkait suplai BBM. "Suplai BBM seperti biasa. Terkadang juga terlambat. Sebenarnya jumlahnya cukup. Namun karena ada warga yang panik atau cari untung, makanya cepat habis. Kalau satu orang pengecer menyimpan 3 jerigen, dikalikan 500 orang sudah berapa," tandasnya sambil tertawa.