Fenomena Batu Akik

Batu Akik Paling Diburu: Red Borneo, Ruby dan Blue Sapphire

Menurut H Mahmud, pemilik toko Green Sapphire di Pasar Inpres Balikpapan, Red Borneo juara ditaksir seharga Rp 1 miliar

zoom-inlihat foto Batu Akik Paling Diburu: Red Borneo, Ruby dan Blue Sapphire
TRIBUNKALTIM.CO/FACHMI RACHMAN
Seorang pedagang batu di Pasar Inpres Balikpapan, Kalimantan Timur memperlihatkan batu Red Borneo dagangannya, Minggu (22/2/2015).

TRIBUNKALTIM.CO - Pemburu batu ini tidak hanya dari Indonesia, tapi bahkan dari luar negeri. Yasir, warga Kuala Lumpur, Malaysia, sengaja datang ke Pasar Inpres Kebun Sayur Balikpapan, Kalimantan Timur hanya untuk membeli batu akik.

"Saya mau cari Red Borneo, tapi masih pilih-pilih. Cari yang terbaik," ujarnya saat bersantai di mushola Pasar Kebun Sayur saat berjumpa dengan TribunKaltim.co.

Yasir memborong 15 batu Red Borneo ukuran bervariasi yang dibelinya dari beberapa toko di Pasar Inpres. Uang yang ia habiskan lebih dari Rp 15 juta. "Kalau di Jakarta juga ada, tapi harga bisa dua kali lipat. Lebih mahal," kata Yasir.

Red Borneo adalah batu asli Kalimantan. Beberapa kalangan menyebut batu ini adalah Ruby Kalimantan. Batu ini adalah batu solid yang memiliki kandungan rodocrosite, memiliki tekstur yang sangat unik, serta memiliki tekstur warna hitam dan terkadang ada tekstur berwarna krem muda yang sangat tipis pada permukaan batu. (Baca juga: Pengusaha Malaysia Buru Red Borneo Berharga Rp 1 Miliar)

Saat ini Red Borneo sangat diburu oleh pencinta batu mulia. Apalagi baru-baru ini Red Borneo berhasil menjuarai kontes batu nasional di Jakarta.

Menurut H Mahmud, pemilik toko Green Sapphire di Pasar Inpres Balikpapan, Red Borneo juara ditaksir seharga Rp 1 miliar. Mahmud juga memiliki Red Borneo yang dijual Rp 10 juta. "Dulu memang murah, tapi karena sekarang lagi tren dan menjuarai kontes, harganya jadi ratusan kali lipat," katanya.

Tidak hanya turis asing, tapi banyak juga warga dari luar kota yang datang ke Pasar Inpres untuk berburu batu mulia. Misalnya saja Satria, warga Kota Bandung yang datang bersama istri dan putranya, Jumat (20/2). Sore itu Satria tengah asyik memilih batu Jamrud Kalimantan di toko Sofa Aliya miik Jafar. (Baca juga: Inilah Pasar Tradisonal Penjual Permata Terbesar)

"Batu Jamrud Kalimantan ini punya warna yang khas. Semakin tua justru tampak semakin cantik jika dipadu dengan berlian," ujar Satria. Harga Jamrud Kalimantan juga bervariasi mulai dari yang paling murah Rp 250 ribu sampai jutaan.

Ia bercerita, sebenarnya ia sudah lama memiliki cincin batu akik tapi jarang dipakai. Namun karena sekarang lagi tren, ia memakainya lagi. "Ini yang sering saya pakai, Blue Sapphire dan bacan," katanya sembari menunjukkan cincin yang ia pakai.

Di rumahnya di Bandung, pengusaha yang bergerak dalam bidang jasa ini memiliki beberapa koleksi cincin batu akik yang tidak murah. Mulai dari Jamrud, Sungai Dareh, Giok, Bacan, dan Ruby. Saat ditanya apakah istri tidak marah karena ia menghabiskan banyak uang untuk membeli perhiasan, Satria menjawab, "Tidak." (Baca juga: Cara Mudah Uji Batu Akik Asli: Tempel ke Kulit atau Senter Seratnya)

"Nggak mas. Saya juga senang melihatnya. Yang penting duitnya ada," ujar istri Satria menimpali sembari tertawa.

Pecinta batu akik lainnya, Muhammad, justru lebih dulu menyukai. Pengusaha di bidang jasa transportasi alat berat ini mulai menyukai batu mulia sejak tahun 1980-an. Bahkan ia memiliki batu Kecubung Pangkalan Bun yang dibelinya saat pameran batu di Lapangan Merdeka tahun 1980 silam. Cincin batu Kecubung itu masih ia kenakan.

"Saya masih ingat, harganya waktu saya beli Rp 1,2 juta," ujar Muhammad saat melihat koleksi batu di toko Dua Saudara milik H Muhammad.

Koleksi batu akik dan permata milik Muhammad ada banyak dan dibelinya di beberapa daerah di Indonesia. Soal harga yang paling mahal, ia menolak menyebutkan. "Namanya saya suka ya dibeli," ujarnya.

Tidak hanya di kalangan dewasa, tren memakai perhiasan batu akik juga sampai ke kalangan muda. Seperti Panji, karyawan perusahaan swasta di Balikpapan. Ia tampak percaya diri memakai cincin batu Bacan, meski ukurannya cukup besar. Ia juga memiliki beberapa koleksi cincin batu akik lain seperti Indokres, Sepertin, Pirus, dan Kecubung.

Batu akik itu ia beli dengan harga bervariasi mulai Rp 200 ribu sampai Rp 500 ribu. Sedangkan cincinnya ia pesan dengan desain sendiri. "Saya pakai bahan perak untuk cincinnya. Harganya mahal Rp 750 ribu. Tapi sebanding dengan hasilnya," kata Panji sambil menunjukkan cincin yang baru saja ia pesan di toko Green Sapphire milik H Mahmud. (muhammad abduh/bdu)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved