Menegangkan, Wartawati Ini Menyamar dan Memancing Cinta Militan ISIS

Erelle, wartawati di Perancis, menyamar sebagai wanita yang terpikat dengan pemuda tampan dari ISIS. "Rayuannya memang maut," kata Errele.

DAILYMAIL
Setelah berbagai aksi keji yang mengejutkan dunia, ISIS kembali merilis gambar memperlihatkan aksi mereka yang tengah membakar alat musik drum. 

TRIBUNKALTIM.CO - ISIS tidak hanya menggunakan internet untuk merekruit calon militan, tapi juga digunakan untuk mencari cinta, terutama oleh para perjaka yang kadung bergabung dengan kelompok bersenjata tersebut. Sasaran mereka adalah para wanita Barat yang masih lugu dan mudah dipengaruhi.

Salah satunya yang menjadi korban mereka diduga adalah tiga remaja Inggris yang terbang ke Turki dan tidak kembali. Ketiganya; Hamima Begum, 15, Kadiza Sultana, 16, dan Amira Abase, 15, tertangkap kamera CCTV bandara menggunakan pakaian khas remaja kebanyakan, sama sekali tidak terlihat seperti seorang yang akan bergabung dengan kelompok radikal.

"Itu instruksi yang sama untuk saya saat pergi ke Suriah; Lepaskan niqab, terlihatlah seperti wanita biasa. Berbuat baiklah pada keluargamu, mereka tidak akan mengiranya," kata Anna Erelle, seorang wartawati asal Perancis. (Baca: ISIS Gunakan Militan Tampan untuk Ajak Gadis Muslim Bergabung)

Kepada The Sunday Times pekan lalu, Erelle mengisahkan penyelidikannya soal interaksi jihadi di media sosial. Siapa kira investigasinya ini berujung pada "kisah cintanya" dengan seorang militan ISIS.

Penyelidikannya dipicu oleh wawancaranya dua tahun lalu dengan para remaja di pinggiran kota Paris yang kerap menjadi sasaran ekstremisme. Menurut wanita 32 tahun ini, para remaja wanita yang teradikalisasi sangat minim pengetahuannya tentang agama, tidak pernah membaca buku, hanya tahu soal jihad ketimbang hukum Islam lainnya.

Terlebih lagi, di mata para wanita ini, jadi anggota ISIS adalah sebuah petualangan yang penuh romansa. "Bagi mereka, pria jihadi seperti Brad Pitt, tapi bahkan lebih baik karena Brad Pitt tidak soleh," kata Erelle.

Erelle memutuskan terjun ke dunia media sosial para jihadi, menciptakan akun palsu di Facebook dan Twitter dengan identitas palsu: "Melodie", perawan usia 20 tahunan dari keluarga miskin di selatan Paris.

Cara ini dirasa ampuh, pasalnya Sultana--salah satu wanita Inggris yang kabur--mem-follow lebih dari 70 ektremis di Twitter dan memiliki 11 ribu follower.

Ditaksir komandan ISIS

Keputusan Erelle untuk masuk ke media sosial membuat hasil yang mengejutkan, dia ditaksir oleh Abou-Bilel, salah satu komandan ISIS di Raqqa. Bilel mengaku jatuh cinta padanya, melamarnya dan mengundangnya untuk datang ke Suriah.

"Assalamualaikum saudariku. Kamu telah melihat video saya. Video itu telah dilihat di seluruh dunia, ini gila! Apakah kau Muslim? Apa yang kau pikirkan tentang mujahidin? Apakah kau ingin ke Suriah?" ujar pesan Bilel pada Melodie, sekitar pukul 10 siang, April tahun lalu.

Pucuk dicinta ulam tiba, Erelle menimpali dengan mengatakan bahwa dia adalah mualaf dan ingin menjadi seorang Muslim yang baik--tidak lupa dibubuhi emoticon senyuman yang banyak.

Beberapa hari setelah itu, Bilel mengirimkan foto-fotonya yang terbaik, salah satunya saat mengendarai jeep 4x4 dan gagah membawa senjata. Bilel lalu menyatakan cinta dan mengundang Melodie ke Suriah, mengiminginya akan diperlakukan bak putri.

Tidak lama, keduanya berbicara secara pribadi melalui Skype. Erelle berusaha keras menjadi Melodie yang 10 tahun lebih muda. Tubuhnya yang kecil menguntungkannya, tinggal menanggalkan dandanan dan memakai hijab.

"Wajahnya tidak seperti pria yang akan membunuh atau memerkosa - dia membual telah membunuh 'puluhan' orang kafir--dan beberapa detik pertama tidak terlupakan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved