Berita Eksklusif

Darah Kerbau Bule Dioleskan di Kaki Jembatan

Ritual potong kerbau sepertinya tak asing lagi di telinga masyarakat.

Penulis: tribunkaltim |
TRIBUN KALTIM/RAHMAD TAUFIK
Inilah Jembatan Kukar yang baru. 

Laporan wartawan Tribun Kaltim/Tribunkaltim.co, Cornel Dimas Satrio Kusbiananto dan Rahmad Taufik

TRIBUNKALTIM.CO, TENGGARONG - Ritual potong kerbau sepertinya tak asing lagi di telinga masyarakat.

Beberapa peresmian proyek baik itu rumah, gedung, jembatan, seolah mensyaratkan kerbau sebagai hewan yang layak dikurbankan. Tak ada yang bisa menjelaskan secara ilmiah hubungan antara kerbau dan pengerjaan proyek.

Pembangunan jembatan Kukar pun tidak luput dari ritual yang dianggap sakral itu. Barangkali semacam tradisi dan kearifan lokal.

Berdasarkan perbincangan dengan warga Tenggarong, ritual potong kerbau memang lazim dilakukan warga Kutai pada umumnya. Hal itu bertujuan sebagai ungkapan syukur dan sekaligus penolak bala.

Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kukar, Ahyani Fadhianur Diani, menuturkan tidak ada syarat dan kriteria apa pun dalam pembangunan jembatan Kukar baru terkait ritual pemotongan kerbau.

Ia hanya menjalankan adat tradisi masyarakat setempat.Ia memang sempat terlihat memotong kerbau putih atau bule di sekitar lokasi jembatan.

Kerbau berjenis albino itu memang tergolong langka dan mahal harganya. Kerbau bule berbobot 240 kilogram didapatkan Yani dari seorang peternak di daerah Pasir, Tenggarong Seberang. Sejak dua bulan lalu, ia telah membeli kerbau tersebut, namun baru hari Jumat lalu kerbau disembelih.

Baca: Setelah Pejabat Konvoi, Jembatan Ini Dibuka untuk Umum

"Memang kerbau albino itu langka. Kami bisa dapat karena ada staf saya yang keluarganya punya peternakan hewan kurban di Pasir, Tenggarong Seberang. Kami belilah kerbau itu, kebetulan memang adanya cuma satu kerbau dan jenisnya albino. Saya tidak tahu harganya, yang tahu staf saya," kata Yani kepada Tribun Kaltim, Senin (7/12/2015).

Berdasarkan pengamatan Tribun Kaltim.co saat prosesi ritual, kerbau dipotong di bagian leher. Kemudian kepalanya disingkirkan dari tubuh kerbau.

Sama halnya dengan prosesi pemotongan sapi, daging kerbau diambil satu per satu dan dibagikan ke pekerja, masyarakat, dan panti asuhan.

Masing-masing orang mendapat 1 kg. Adapun kepala Kerbau kemudian ditanam di sisi jembatan Tenggarong Seberang.

Darah kerbau juga dioleskan di kaki jembatan, sembari si pengolesnya membacakan doa, tentu agar jembatan aman dan warga selamat menggunakannya.

Ritual serupa sebenarnya pernah dilakukan di sekitar jembatan saat terjadinya jembatan runtuh, 26 November 2011 dan menewaskan 24 orang (bukan 18 orang, seperti ditulis kemarin, red). Hal ini diungkapkan seorang warga Tenggarong yang enggan disebutkan namanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved