Breaking News

Kesehatan

Miris, Bayi 43 Hari Menderita Liver dan Jantung, Keluarga tak Sanggup Tebus Biaya RS Rp 94 Juta

biaya sebesar itu sangat mustahil didapatkan karena sang suami hanya bekerja sebagai buruh cuci mobil

TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD ALIDONA
Kondisi bayi Alan di Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan, Kamis (17/12/2015). 

Laporan wartawan TribunKaltim.co, Muhammad Alidona

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dewa Alan Putra Setiawan, seorang bayi berusia 43 hari ini menderita sejumlah penyakit atau komplikasi sejak ia dilahirkan.

Buah hati dari pasangan Heru Julistiawan (21) dan Astuti (20) yang lahir pada 4 November 2015 divonis menderita gangguan fungsi ginjal, gangguan liver dan masalah pada jantungnya.

Meski hingga saat ini masih bertahan, bayi ini membutuhkan uluran tangan para dermawan untuk membiayai pengobatannya yang saat ini mencapai sekitar Rp 94 juta.

Anak pertama dari pasangan warga jalan Sepakat, Kampung Baru Tengah, Kecamatan Balikpapan Barat tersebut hanya dapat terbaring lemah di ruang PICU NICU Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) dan berjuang melawan penyakitnya.

Astuti menuturkan bahwa sejak lahir Alan telah dirawat di PICU NICU RSKD karena mengalami gangguan pernafasan dan jantung lemah.

Kondisinya diperparah dengan terhirupnya air ketuban saat proses persalinan yang mengakibatkan keracunan dan mengalami gangguan nafas selama 10 menit sehingga harus dibantu alat pernafasan.

BACA JUGA: Tragis, Pasien Komplikasi Meloncat dari lantai 5 Rumah Sakit

Saat lahir pun bayi Alan tidak menangis dan hanya menutup mata.

"Hari ini kondisinya membaik, berat badannya 27 ons, namun hingga saat ini kondisinya tidak stabil dan selalu naik turun, bisa saja hari ini membaik lalu besoknya menurun, seperti kemarin harus transfusi darah, " ungkapnya.

Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo (RSKD) Balikpapan di Jl. MT Haryono. (Sumber Foto: net)

Ia mengungkapkan bahwa dirinya kesulitan dalam kebutuhan biaya perawatan rumah sakit yang mencapai Rp 94 juta.

Dengan kondisi keluarganya sekarang biaya sebesar itu sangat mustahil didapatkan karena sang suami hanya bekerja sebagai buruh cuci mobil dengan penghasilan rata-rata Rp 200 ribu seminggu, sedangkan dirinya hanya bisa di rumah.

"Saya kesulitan membayar biaya rumah sakit yang mencapai Rp 94 juta. Sementara saya hanya Ibu rumah tangga, suami saya hanya kuli cuci mobil. Kami hanya bisa berharap ada dermawan yang bisa membantu kita, " harapnya sambil termenung.

BACA JUGA: BPJS Tolak Layani Bila Peserta Menunggak Iuran 6 Bulan

Heru, sang suami menambahkan, ia telah berusaha mendapatkan bantuan dari instansi pemerintah namun terhalang karena belum memiliki akta nikah.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved