Akhmad: Apapun Dampak Semburan, Lumpur Harus Dipaparkan
Namun secara umum kata dia, di wilayah tersebut memang banyak terdapat peninggalan- peninggalan sejarah seperti fosil.
Penulis: Doan E Pardede |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Lurah Bukit Pinang, Akhmad Mukhlis, mengaku baru mendengar seputar adanya semburan lumpur (mud vulcano) di wilayah yang sudah hampir setahun dipimpinnya tersebut.
Namun dia berharap, instansi terkait dalam hal ini Distamben dan BLH Samarinda, segera memberikan analisa agar hal tersebut tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.
Sejauh ini, berdasarkan informasi yang sudah dihimpun dari penduduk yang sudah lama tinggal di wilayah tersebut, masih ada banyak titik semburan.
"Memang katanya ada banyak semburan-semburan disitu," kata Akhmad di ruangannya, Selasa (20/1/2016).
Namun melihat kondisi di lapangan saat ini, masalah ini tidak dibiarkan berlalu begitu saja.
(Baca juga: Jelang Turnamen Piala Gubernur, 12 Lampu Stadion Palaran Diganti)
Harus ada penjelasan jelas apa pun kondisi yang terjadi dan apa yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak kedepannya.
Pj Walikota Samarinda, Meilina, sudah meninjau langsung lokasi semburan lumpur.
Namun sayangnya pada saat tinjauan, Meiliana tidak didampingi sejumlah pejabat terkait dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) maupun Badan Lingkungan Hidup (BLH) Samarinda. Sehingga apa langkah awal yang bisa diambil atas kejadian ini belum bisa diputuskan.
Kepala Distamben Samarinda Hery Suryansyah yang sudah berkali-kali dihubungi ajudan Pj Walikota, tetap tidak memberikan respon.
Paling lama hari ini, Rabu (20/1/2016), kedua instansi tersebut harus memberikan analisanya seputar semburan lumpur ini, sebagai dasar untuk mengambil langkah kedepannya.
"Harus ada penjelasan," katanya.
Namun secara umum kata dia, di wilayah tersebut memang banyak terdapat peninggalan- peninggalan sejarah seperti fosil.
Namun sayangnya, karena tidak diperhatikan peninggalan bersejarah tadi sudah tidak ditemui lagi.
"Tapi sekarang sudah nggak ada lagi," katanya. (*)