Warga Balikpapan Diajari Buang Sampah ke Halte Sampah
Untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Pemkot Balikpapan menerapkan mekanisme pengelolaan sampah ramah lingkungan
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTIM.CO. BALIKPAPAN - Untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Pemkot Balikpapan menerapkan mekanisme pengelolaan sampah ramah lingkungan alas Jepang yang diberi nama Halte Sampah. Model ini merupakan program pengelolaan sampah berkonsep Reduce, Reuse, dan Recycle (3R).
Halte Sampah tidak tersedia rak khusus ataupun memiliki fasilitas, melainkan hanya berbentuk banner putih berukuran sekitar lebar 75 cm dan panjang 100 cm. Terdapat tulisan "Halte Sampah" berwarna merah menunjukkan tempat tersebut khusus untuk meletakkan sampah yang nantinya akan dijemput mobil pengangkut sampah dari Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman (DKPP). Banner juga memuat tulisan jam pembuangan sampah pukul 07.00-09.00 Wita.
Program Halte Sampah merupakan proyek Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan bekerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Kota Balikpapan merupakan salah kota yang ditunjuk untuk merealisasikan program tersebut bersama Palembang. Project Officer 3R JICA Minda mengatakan tak ada kriteria khusus mengenai penunjukan Balikpapan sebagai kota percontohan sistem pengelolaan sampah 3R melalui Halte Sampah. Kendati Kota Beriman kerap meraih penghargaan Adipura. Penunjukan murni dari Kementerian KLHK.
Berdasarkan survei JICA pada 2014, timbunan sampah di Kota Balikpapan mencapai 485 ton per hari. Bukan tidak mungkin angka tersebut akan bertambah seiring pertumbuhan penduduk dan laju perekonomian. Pemkot Balikpapan lantas memanfaatkan kesempatan mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA. Apalagi sampah memiliki potensi sebagai sumber daya melalui sistem daur ulang.
"Pemkot Balikpapan melibatkan JICA, Bappeda, Badan Lingkungan Hidup serta DKPP untuk menjalankan program Halte Sampah. Kami koordinasi dengan mereka, dan sosialisasi telah dijalankan. Harapan kami masyarakat bisa hidup sehat dan bersih, sehingga Balikpapan ramah lingkungan," jelas Minda ditemui di kantornya Jl. Ruhui Rahayu, Rabu (3/2). (*)