Mahasiswa Demo di Depan Mapolresta, Mengapa Polisi Minta Jangan Lama-lama?

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Massa yang tergabung dalam Komite Aksi Kamisan menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, pada sekitar pukul 16.30 Wita, Kamis (7/4/2016).

Terdapat sekitar 15 orang yang menyuarakan aspirasinya tersebut.

Namun aksi tersebut tidak berjalan lama. Pasalnya pihak kepolisian meminta aktivis mahasiswa untuk segera menyelesaikan aksinya.

Mereka dianggap mengganggu arus lalu lintas dan aksi tersebut tidak memiliki izin dari kepolisian.

Kendati dibawah pengawasan penuh dari kepolisian, namun massa tetap melanjutkan aksinya dengan berorasi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan, serta membagikan selebaran terhadap pengguna jalan.

Dalam orasinya, massa menuntut agar pemerintah dapat segera menyelesaikan permasalahan anak yang tewas di lubang tambang, termasuk bertanggung jawab dalam kejadian yang telah menewaskan 20 anak itu.

Lalu massa juga meminta agar aparat penegak hukum maupun pemerintah untuk menghentikan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat.

(Baca juga: Syaharie Jaang Terpilih Aklamasi Pimpin Demokrat Kaltim)

Termasuk mencabut status tersangka terhadap 26 aktivis, yang terdiri dari 23 buruh, 2 pekerja LBH, dan 1 aktivis mahasiswa.

"Ini merupakan aksi rutin kami setiap hari Kamis. Kali ini kami melakukan aksi di depan Mapolresta Samarinda, dengan tuntutan utama kami meminta pertanggungjawaban pemerintah terhadap 20 anak yang tewas di lubang tambang," ucap Humas Aksi, Puji, Kamis (7/4/2016).

Aksi tersebut akan tetap dilakukan oleh pihaknya pada setiap hari Kami, dengan tema maupun isu yang berbeda. Termasuk pemilihan tempat menyampaikan aspirasi. (*)

***

Perbarui informasi terkini, unik, dan menarik melalui medsos.

Join BBM Channel, invite PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co, follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim