Pasca Hentikan Aktivitas Galian C Tak Berizin, Kapolres Bulungan Kembali Bikin Gebrakan

Hasilnya, Kapolres memberi waktu masa transisi selama sepekan ke depan bagi pedagang untuk membongkar sendiri tempat berjualan bensin eceran mereka.

TRIBUN KALTIM/MUHAMMAD ARFAN
Kapolres Bulungan, AKPB Ahmad Sulaiman. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR – Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bulungan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ahmad Sulaiman, kembali membuat gebrakan.

Setelah sebelumnya menertibkan aktivitas penambangan galian C yang tak memiliki izin, kali ini mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama 4 tahun itu, akan menertibkan aktivitas penjualan bensin eceran atau bensin botolan yang kerap disebut bentol.

Jumat (29/4/2016), Sulaiman telah berbicara sekaligus bersosialisasi kepada sejumlah pedagang bensin eceran di Tanjung Selor perihal rencana itu.

Hasilnya, Kapolres memberi waktu masa transisi selama sepekan ke depan bagi pedagang untuk membongkar sendiri tempat berjualan bensin eceran mereka.

Baca: Harga Bensin Eceran Tetap Rp 10.000 tapi Isinya Penuh Satu Botol

“Saya kasih waktu seminggu. Saya memohon maaf, kalau tidak ditertibkan, saya akan tangkap,” kata Kapolres.

Sama seperti saat menertibkan galian C tanpa izin. Kapolres memberi waktu transisi selama 3 bulan bagi pengusaha untuk melengkapi dokumen perizinan. Habis masa transisi tersebut, Kapolres mengeluarkan maklumat bernomor Mak/01/IV/2016 tentang Konsekuensi Aktivitas Penambangan Galian Batuan (Galian C) Tanpa Izin di Wilayah Kabupaten Bulungan.

Langkah yang sama diambil Kapolres untuk menghentikan tali rantai peredaran BBM eceran di wilayah dalam Kota Tanjung Selor.

Kata mantan Kasubdit III Tipikor Ditkrimsus Polda Kaltim itu, langkah tersebut diambil kepolisian, menyikapi berlarut-larutnya antrean bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi di SPBU.

Hasil penelitian instansinya, tambah dia, stok BBM di satu-satunya SPBU di Tanjung Selor, selalu dalam keadaan tidak mencukupi akibat tersedot oleh pengetap-pengetap.

“Itu berlangsung berlarut-larut sehingga terpatri di pikiran para pengguna kendaraan, bahwa BBM itu sangat terbatas. Akibatnya setiap hari mereka berlomba-lomba untuk mengantre, walaupun SPBU belum buka. Dan memang kenyataannya, terkadang antrean belum habis, stok di SPBU sudah habis,” katanya.

Ia pun menilai, persoalan itu mesti ditemukan jalan keluarnya. “Tidak bisa dibiarkan,” katanya.

Dari keadaan itu, lanjut Kapolres, timbul peningkatan jumlah pengecer yang disebabkan adanya stok selalu dari pengetap.

“Mereka mengambil jalan pintas, mengubungi ke pengecer-pengecer. Sejumlah pengecer juga menjualnya dengan harga tinggi. Sehingga menjadi peluang usaha,” tuturnya.

Menjamurnya pengecer kata dia, praktis semakin banyak “penyedotan” di SPBU.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved