Berita Eksklusif
Jangankan Kirim Uang ke Kampung, untuk Makan Saja Susah. . .
Menurut lelaki yang mengontrak rumah tak jauh dari lokalisasi tersebut, sepinya pengunjung Km 17 semakin terasa dalam kurun waktu empat bulan terakhir
Penulis: tribunkaltim |
Laporan wartawan Tribun Kaltim Budi Susilo dan Rudy Firmanto
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Mulut jalan, belok arah dari Jalan Soekarno-Hatta Km 17 tampak pangkalan ojek dengan kondisi tak terawat. Beberapa bagian tampak rusak.
Menyusuri jalan mendaki sejauh kurang-lebih 1 kilometer, tampak papan putih bertulis tinta merah Posko Tim Terpadu Penutupan Lokalisasi Km 17 Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara.
Kurang-lebih 100 meter kemudian, tampak portal tertutup menuju Kompleks Lembah Harapan Baru Kilometer 17 Balikpapan Utara.
Portal ini berjarak sekitar 20 meter sebelum masuk pekarangan atau halaman. Portal ala jungkat-jangkit dibuka-tutup, dijaga beberapa orang laki-laki. Setiap tamu masuk areal, petugas mengutip retribusi.
Baca: Wow, di Kabupaten Kukar Ada 12 Lokalisasi
Satu karcis retribusi parkir mobil seharga Rp 15.000.
Terdapat satu portal lagi, terbuat dari tiang kecil dan sebatang balok, terletak di mulut gang, yang menghubungkan halaman tempat parkir dengan wisma-wisma atau barak, yang letaknya di lereng bukit. Di samping portal, terdapat pos dilengkapi televisi. Rabu (18/5/2016) sore, sekitar pukul 16.00 Wita, tampak 3-4 orang laki-laki berjaga di mulut gang.
Sampai di dalam, beberapa bangunan warung kondisinya tertutup dan seperti tak berpenghuni. Sebagian bangunan tampak tak terurus, lapukan. Bahkan bagian bangunan mirip barak, warga setempat menyebutnya wisma, yang tak utuh lagi.
Terdengar suara dentuman musik dangdut dari salah satu wisma yang di bagian bawah, secara geografis kawasan LHB ini berada di lereng perbukitan.
Tampak sejumlah perempuan sedang asyik bercengkrama sesama penghuni wisma lainnya. Sebagian makan satu piring beramai-ramai. Sebagian lain berada di dalam wisma.
Baca: Tanggulangi Penutupan Lokalisasi, Pemkot Samarinda Akui Tak Ada Dana Sepeser pun
Terdapat 40-an wisma atau barak di kompleks lokalisasi yang terkenal dengan sebutan Km 17. Masing-masing wisma terdiri atas 8 sampai 15 kamar. Ketika Km 17 ramai, sejak 1986 hingga sebelum tahun 2007, wisma penuh. Saat pengunjung penuh, dan kamar-kamar dihuni masing-masing seorang perempuan penghibur.
Tribun Kaltim dan TribunKaltim.co sempat menjumpai penjual bakso yang menjajakan dagangan kepada penghuni dan tamu yang mendatangi wisma Km 17. Di ujung gang sebelah kanan portal masuk, tampak seorang pedagang asongan mi-bakso.
Dia bercengkerama dengan seorang pria. Sedangkan di dalam gang sebelah kiri, seorang pedagang mi-bakso lainnya duduk di tembok bangunan.