Warga Krayan Keberatan Garam Gunung Kebanggaan Disebut Mirip Sabu
Komunitas Masyarakat adat Krayan yang merupakan penghasil garam gunung mengaku sangat tidak terima atas larangan tersebut.
Penulis: Doan E Pardede | Editor: Amalia Husnul A
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Larangan membawa garam-garaman termasuk garam gunung dari Krayan ke dalam kabin pesawat oleh pihak Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, ternyata berbuntut panjang.
Komunitas Masyarakat adat Krayan yang merupakan penghasil garam gunung mengaku sangat tidak terima atas larangan tersebut.
Apalagi setelah mendengar bahwa beberapa waktu lalu, dua kilogram produk yang menjadi kebanggaan dan produk unggulan warga tersebut, juga disebut-sebut mirip narkotika jenis sabu oleh petugas keamanan bandara.
BACA JUGA: Izin Terbang MAF Berbelit dari TNI AU, Andre Akhirnya Meninggal Dunia
Pemuka Adat Krayan yang juga mantan anggota DPRD Kalimantan Utara (Kaltara) Pendeta Yefta Berto kepada Tribunkaltim.co, Selasa (17/5/2016) menegaskan, pihak bandara SAMS harus menyampaikan permohonan maaf.
Saat ini kata dia, warga juga sudah membuat surat pernyataan keberatan yang ditandatangani langsung oleh Kepala Adat Besar Krayan Hilir, Yakub Melay.
Permohonan maaf ini juga kata dia, harus dilihat seluruh masyarakat melalui pemberitaan di media massa.
Dan ditegaskannya, permohonan maaf ini harus sesegera mungkin disampaikan, agar image garam gunung yang sudah disebut-sebut identik dengan narkoba jenis sabu ini, tidak sempat meluas dan menjadi pembenaran di masyarakat.
BACA JUGA: Negosiasi Alot dengan Petronas, Distribusi BBM ke Krayan Buntu Lagi
“Masyarakat Adat Krayan keberataan dan menuntut pihak keamanan bandara SAMS meminta maaf,” katanya.
Masyarakat Adat juga menuntut agar oknum petugas keamanan bandara SAMS yang sudah menyebut garam gunung Krayan ini mirip sabu, segera ditindak tegas.
Berdasarkan penelitian Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BPPTPPI) Semarang tahun 2015 lalu kata dia, bisa dipertanggungjawabkan bahwa dari sisi manapun, tidak sedikitpun garam gunung ini bisa diidentikkan dengan narkotika jenis sabu.
“Dia (petugas keamanan) dianggap terlalu berani tanpa penelitian lebih lanjut,” katanya.