Rekam Jejak Tito Karnavian: Tangkap Tommy Soeharto hingga Muncul dalam Skandal Papa Minta Saham
"Nama Tito Karnavian adalah salah satu dari beberapa nama yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden,"
Penulis: Syaiful Syafar |
TRIBUNKALTIM.CO -- Presiden Joko Widodo resmi mengajukan nama Komjen (Pol) Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri.
Pengajuan itu disampaikan melalui surat terutup kepada Ketua DPR RI tentang penggantian Kapolri Badrodin Haiti yang segera memasuki masa pensiun.
Publik pun mulai penasaran dengan sosok Tito Karnavian. Apa sih yang membuat Jokowi begitu tertarik dengan sosok Tito hingga hanya mengajukan namanya seorang diri?
Penunjukan calon Kapolri memang sepenuhnya menjadi wewenang dan hak prerogratif presiden.
Namun menurut juru bicara presiden Johan Budi, dalam memilih nama Tito Karnavian, Presiden Jokowi terlebih dahulu mendengar masukan dari berbagai pihak baik Kompolnas, Polri maupun publik.
"Nama Tito Karnavian adalah salah satu dari beberapa nama yang diajukan oleh Kompolnas kepada Presiden," kata Johan.
BACA JUGA: Tito Karnavian Calon Tunggal Kapolri Pilihan Jokowi
Berdasarkan data yang dihimpun, Tito Karnavian bukanlah orang sembarangan.
Lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964, Tito menempuh pendidikan di AKABRI 1987, kemudian Universitas Exeter, Inggris 1993 (MA di Policy Studies) dan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian 1996 (Strata-1 bidang Police Studies).
Jabatan terakhir saat ini adalah Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (aktif per 16 Maret 2016).
Pada tahun 2001 Tito dipercaya memimpin Tim Kobra untuk menangkap Tommy Soeharto di Tangerang tanggal 28 November 2001.
Penangkapan putra kedua mantan Presiden Soeharto itu terkait kasus pembunuhan Hakim Agung Safiuddin Kartasasmita.

Tommy Soeharto adalah putra mantan Presiden Republik Indonesia Soeharto yang dinyatakan sebagai otak perencana pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita. (FOTO: IST)
Kiprah Tito berlanjut di tahun 2004 hingga 2007. Selama kurun waktu tersebut ia aktif menangani kasus terorisme.
Pada Januari 2007, Tito membongkar konflik Poso, meringkus pihak yang terlibat. Dari sini ia menulis buku Indonesian Top Secret: Membongkar Konflik Poso yang diterbitkan Gramedia tahun 2008.

Ilustrasi konflik Poso. (FOTO: arrahmah.com)
Kemudian di tahun 2009, Tito tergabung dalam tim penanganan terorisme pimpinan Noordin M. Top. Kesuksesannya di tim ini menjadikannya dianugerahi kenaikan pangkat luar biasa.
