Berita Eksklusif

Program Ekonomi Hijau Berefek Investasi tapi Belum Terasa Dampaknya ke Masyarakat

Program Tranformasi Ekonomi Hijau, menurutnya bisa memberikan efek investasi, tapi tidak terlalu signifikan.

TRIBUNKALTIM.CO/BUDHI HARTONO
Samsun, Anggota Pansus Perubahan Retribusi DPRD Kaltim. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Anggota Komisi III DPRD Kaltim Saefuddin Zuhri menyatakan sejak 8-9 tahun program Transformasi Ekonomi Hijau dicanangkan ia belum merasakan dampaknya.

Terutama pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat ekonomi menengah ke bawah di Kaltim.

"Kalau bicara industri hilir yang ada sekarang inikan seperti minyak, gas, dan batu bara. Sekarang nilai jualnya merosot. Kalau situasinya seperti ini, bagaimana investor mau tertarik tanam modal di Kaltim. Mereka (investor) pasti berpikir bagaimana bisa cepat kembali modal," tutur Saefuddin Zuhri kepada Tribunkaltim.co.

Program Tranformasi Ekonomi Hijau, menurutnya bisa memberikan efek investasi, tapi tidak terlalu signifikan.

"Apalagi dampak pada kesejahteraan rakyat, belum terasa," ujarnya.

Seharusnya Pemprov Kaltim memiliki gran strategi Transformasi Ekonomi Hijau. Misalnya, konsep dasar menawarkan investasi sektor pertanian dan perikanan.

Baca: Pertumbuhan Ekonomi Merosot, Pengusaha Alat Berat Akhirnya Turun ke Sawah

Kaltim ini, wilayahnya sangat strategis dari segi kelautan. Harusnya sejak awal dicanangkan, mulai kembangkan industri perikanan seperti Jepang dan Korea.

Justru, pemerintah terlena dengan program pembangunan yang cenderung mercusuar atau ikonik. Misalnya, pembangunan convention hall, education center, dan lainnya.

"Kalau saja anggaran itu dimaksimalkan untuk pertanian, perikanan dan kelautan, itu bisa memberikan feedback dikemudian hari. Karena tiga bidang itu potensi mengembangkan ekonomi masa depan," katanya.

Terpisah, Samsun, pengusaha tanaman pangan di Samboja menyindir program itu sangat bagus tetapi tidak aplikatif.

"Konkretnya apa, program transformasi ekonomi hijau? Kalau bicara hijau itu pertanian dan perkebunan," ujar Samsun, anggota DPRD Kaltim dari Fraksi PDI Perjuangan.

Samsun pun mempertanyakan program Kaltim Green, Visi Years Kaltim dan lainnya.

"Itu slogan bagus, tapi tidak aplikatif. Kalau bicara ekonomi hijau, singkatnya mengandalkan sumber daya alam sektor pertanian dan perkebunan. Kenyataannya, anggaran bidang pertanian dan perkebunan, kehutanan dan lainnya berapa besar," sindir Samsun.

Berbeda dengan dua rekannya di dewan, Andika Hasan, anggota Komisi IV yang juga dikenal sebagai pengusaha asal Balikpapan mengatakan, untuk menyiasati dan menjadi kawasan yang strategis harus menyiapkan jaringan infrastruktur yang terkoneksi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved