PON XIX Jabar
Protes Kecurangan Wasit, Andi Harun Tolak Pengalungan Medali
Meski yang meraih medali emas saat itu adalah Taekwondoin Kaltim, Mariska Halinda, Andi tetap menolak pengalungan medali sebagai bentuk protes.
Penulis: Cornel Dimas Satrio Kusbiananto |
TRIBUNKALTIM.CO, BANDUNG - PON XIX/2016 Jawa Barat masih membekas di benak Wakil Ketua I KONI Kaltim, Andi Harun.
Ia mengecam kekacauan PON Jabar yang merugikan kontingen lain termasuk Kaltim. Anggota DPRD Kaltim ini kesal dengan PB PON yang dianggapnya mencederai semangat sportivitas olahraga.
Saking kesalnya, Andi bahkan menolak permintaan panitia untuk mengalungkan medali kepada pemenang Taekwondo Kyorugi kelas -53 kg putri.
Meski yang meraih medali emas saat itu adalah Taekwondoin Kaltim, Mariska Halinda, Andi tetap menolak pengalungan medali sebagai bentuk protes terhadap kinerja panitia dan perangkat pertandingan.
"Kemarin waktu Mariska dapat emas, saya diminta mengalungkan medali. Tapi saya tolak, sebagai bentuk protes kepada panitia karena oknum wasit telah merampok emas kita di hari-hari pertama," tuturnya, Kamis (29/9/2016)
Andi mengaku sudah sekuat tenaga memperjuangkan atlet Kaltim di PON Jabar.
Sebagai ketua Pengurus Taekwondo Indonesia (TI) Kaltim, Andi tak tinggal diam melihat atletnya dirugikan. Ia terlihat getol melancarkan protes ke panitia. Sayangnya protes tersebut tak membuahkan hasil yang fair.
Baca: Tuan Rumah Curang, PON Jawa Barat Dianggap yang Paling Kacau
Akibatnya target tiga medali emas Taekwondo Kaltim lepas. Mereka hanya mampu menyumbangkan 1 emas, 5 perak, 4 perunggu.
"KONI Kaltim menargetkan kami 3 medali emas, tapi setelah saya melihat performa arlet selama Puslatda, saya optimis sampai 6 medali emas. Ternyata di PON ini kondisinya berbeda. Dari 5 perak yang kita dapat itu, potensi emasnya sangat besar dan kita selalu kalah di final sama tuan rumah. Ini yang perlu digarisbawahi, ada apa sebenarnya oknum wasit," ungkapnya. (*)