Duet Jonan-Arcandra Disambut Positif, Diharapkan Harga Gas Bisa Turun
Dengan begitu Jonan diharapkan juga bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk bisa menurunkan harga gas bumi.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA -- Penunjukkan Ignasius Jonan oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dinilai tepat untuk memberantas pungli dan mafia migas.
“Baguslah sudah tepat pilihan Pak Joko Widodo, sudah barang tentu terpilih Jonan sangat dibutuhkan untuk memberantas praktik pungli dan mafia migas di jajaran ESDM yang selama ini membuat Indonesia tidak bisa berdaulat dalam sektor energi,” ujar Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu Arief Poyuono di Jakarta, Jumat (14/10/2016).
Dengan begitu Jonan diharapkan juga bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk bisa menurunkan harga gas bumi dan meningkatkan kapasitas tersedia gas bumi untuk kebutuhan Industri Nasional.
“Sebab saat ini harga gas bumi dan gas bumi yang digasifikasi sangat mahal dan meyebabkan produk produk industri nasional menjadi mahal dan sulit bersaing dengan negara Industri lainnya,”ulas Arief.
Baca: Karena Sikap Ini, Presiden Jokowi Lantik Jonan dan Archandra sebagai Menteri ESDM dan Wakilnya
Seperti Industri Pupuk BUMN yang sangat berat untuk bisa mendukung industri pertanian dan perkebunan jika harga yang jadi bahan baku utama Industri pupuk mahal yang berimbas pada harga pupuk.
”Ini akan menyebabkan terhambatnya kemajuan sektor ekonomi pertanian dan perkebunan,” tegas dia.
Juga diharapkan kebijakan Jonan dapat mempercepat proyek Pembangkit Listrik 35.000 Megawatt yang jadi target dari Pak Jokowi sebagai cara untuk mempercepat tumbuhnya industri baru
Sebab akibat harga gas bumi dan Listrik yang sangat mahal dibandingkan di negara negara regional telah menyebabkan banyaknya industri-industri di Indonesia pindah ke negara negara yang biaya energinya jauh lebih murah dari Indonesia.
Yang sangat penting, lanjut dia, Jonan saat ini perlu melakukan untuk bisa menambah pemasukan negara untuk sektor pajak tambang dengan meneruskan relaksasi eksport konsentrat karena banyak yang belum siap.
Baca: Dilantik Jadi Menteri ESDM, Ini Ungkapan Perasaan Ignasius Jonan
Pabrik pengolahan hasil tambang mineral, menurut Arief, sama sekali tidak ada smelternya, seperti hasil konsentrat tambang nikel dengan kandungan 1,8 persen nikel harus bisa diekspor karena mempunyai harga yang cukup tinggi di pasaran luar negeri yang akhirnya bisa menambah pemasukan negara.
“Dari pada konsentrat tambang nikel dengan kandungan 1,8 persen itu bertumpuk-tumpuk tak berguna di sekitar area pertambangan nikel yang khusus untuk menghasilkan nikel dengan kandungan 2 persen bisa diolah didalam negeri,” tambah dia.
Perpanjangan relaksasi eksport konsentrat juga dibutuhkan oleh perusahaan tambang yang sedang membangun smelter sebagai pemasukan perusahaan untuk menambah modal kerja pembangunan smelter.
Untuk Arcandra yang saat ini diangkat Wakil Menteri ESDM, lanjut Arief, seharusnya Joko Widodo benar- benar memperhatikan status seseorang yang baru menjadi warga negara Indonesia, apakah boleh langsung menjadi pejabat negara dan sesuai undang undang yang berlaku, karena sebelumnya Arcandra adalah warga Amerika yang baru menjadi WNI.