Olahraga Apa yang Membantu Anda Berumur Panjang? Ini Hasil Penelitiannya
Tetapi, jenis olahraga apa yang terbaik untuk kesehatan? Dan kira-kira seberapa penting olahraga yang Anda lakukan?
Penulis: tribunkaltim | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Olahraga memang baik untuk kesehatan. Namun, aktvitas fisik apakah yang membuat Anda berumur panjang?
Aktif dalam kegiatan fisik seperti olahraga mempunyai berbagai manfaat, mulai dari meningkatkan tekanan darah dan majaga kadar gula darah.
Selain itu, olahraga juga bermanfaat bagi otak dan mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
Tetapi, jenis olahraga apa yang terbaik untuk kesehatan? Dan kira-kira seberapa penting olahraga yang Anda lakukan?
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan British Journal of Sports Medicine, para peneliti Eropa dan Australia menemukan tidak semua jenis aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap umur panjang.
Baca: Asal Diimbangi dengan Olahraga, Boleh kok Makan Berlebihan
Para peneliti ini mengumpulkan data dari orang di Inggris dan Skotlandia untuk mengetahui tingkat aktivitas mereka dalam kurun waktu 1994-2008. Ada lebih dari 80.000 responden yang dikumpulkan.
Data tersebut menunjukkan, selama periode penelitian, orang yang rutin berolahraga dengan menggunakan raket seperti tenis, renang dan aerobik mempunya risiko kematian yang terendah.
Secara keseluruha, dari jumlah tersebut hanya 44 persen orang yang berolahraga sesuai rekomendasi Kesehatan Masyarakat.
Untuk Amerika Serikat (AS) disarankan setiap pekan, seseorang berolahraga selama 150 menit.
Di antara mereka yang telah melakukannya, orang yang memainkan raket memiliki risiko kematian 47 persen lebih rendah selama kurun waktu 9 tahun penelitian dibandingkan dengan mereka yang tidak berolahraga.
Baca: Kisah Om Tok Peraih Medali Emas di Cabor Tenis Meja, Berhasil Berkat Dukungan Sang Istri
Sementara, para perenang mempunyai risiko kemarian 28 persen lebih rendah dan mereka yang melakukan aerobik memiliki risiko kematian 27 persen lebih rendah.
Angka tersebut diperoleh setelah para ilmuwan melakukan penyesuaian untuk beberapa faktor lain yang mungkin saja mengakibatkan kematian dini seperti merokok.
Yang mengejutkan, pelari ternyata tidak menunjukkan risiko kematian yang lebih rendah selama penelitian.
Namun demikian peneliti utama, Pekka Oja, yang juga pensiunan Direktur Ilmiah UKK Institute for Health Promotion Research di Finlandia membuat catatan pelari biasa sudah memulai aktivitasnya di usia yang lebih muda.
Untuk mengetahui dampaknya kepada pelari menurut Oja perlu jangka waktu yang lebih lama untuk mengetahui risiko kematian.