Ketika Demokrat jadi 'Kunci' Perebutan Kursi 01 Golkar Balikpapan
Abdulloh memang legowo atas hasil musda Rabu (15/3/2017) lalu, tapi ia tetap menagih janji Rahmad untuk menarik mundur adiknya dari Partai Demokrat
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Polemik tentang siapa yang berhak memimpin DPD II Partai Golkar Balikpapan sepertinya belum reda.
Meski sosok Rahmad Mas'ud terpilih aklamasi dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-IX, Rabu (15/3/2017) lalu, namun pelantikan dirinya masih tanda tanya.
Pemicunya tidak lain adalah janji politik.
Awalnya berhembus kabar bahwa Wakil Wali Kota Balikpapan itu tak bisa menduduki kursi '01' jika tak memenuhi komitmen yang dibuat bersama Partai Golkar.
Komitmen itu tidak lain meng-Golkar-kan banyak orang, tak terkecuali keluarga sendiri.
Faktanya, adik kandung Rahmad, Gafur Mas'ud lebih dulu telah didapuk menjadi Ketua Umum DPC Partai Demokrat.
Inilah yang terus dipersoalkan kubu rival politik Rahmad, Abdulloh.
Abdulloh memang legowo atas hasil musda Rabu (15/3/2017) lalu, tapi ia tetap menagih janji Rahmad untuk menarik mundur adiknya dari Partai Demokrat.
Apabila dalam tujuh hari Gafur Mas'ud tak lengser dari Partai Demokrat, maka konsekwensinya Rahmad yang mundur dari Golkar.
Janji itu, kata Abdulloh, bersifat legal.
"Komitmen itu tetap ada, dalam waktu tujuh hari akan saya pantau, dan saya berhak sebagai kader. Saya tidak mau dizalimi karena bukti legalitas semuanya ada," kata Abdulloh kepada TribunKaltim.co seusai musda, Rabu (15/3/2017) lalu.
Harus Mundur

Tujuh hari berlalu, Abdulloh kembali bersuara.
Ia pun menyatakan secara otomatis Rahmad Mas'ud harus mundur dari Ketua Umum Golkar Balikpapan karena tak ada tanda-tanda penuhi janji.
"Selanjutnya digelar Musdalub. Nanti hanya menetapkan saya sebagai ketua, tidak ada pemilihan, hanya tinggal menetapkan. Jadi pemilik suara Insya Allah menetapkan saya sebagai ketua terpilih Partai Golkar Balikpapan," kata Abdulloh saat ditemui di kediamannya, Kamis (22/3/2017).