Hari Kartini
Suka Tantangan, Wanita Mungil Ini Kerja di Pertambangan yang Didominasi Pria
Dunia tambang memiliki tantangan tersendiri bagi saya, sejak masih kuliah dulu, saya lebih condong memilih bidang yang jarang digeluti wanita.
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Tidak seperti kebanyakan wanita, Evietha Damayanthie menyukai tantangan.
Sejak masih dibangku kuliah, wanita bertubuh mungil akrab disapa Vita ini memilih bidang studi yang jarang digeluti kaum wanita. Saat itu, Vita memilih jurusan Teknik Elektro.
Setelah lulus kuliah, Vita memutuskan bekerja di sektor pertambangan.
"Dunia tambang memiliki tantangan tersendiri bagi saya, sejak masih kuliah dulu, saya lebih condong memilih bidang yang jarang digeluti wanita," ujarnya.
Baginya, bekerja di sektor pertambangan lebih menyenangkan ketimbang terjebak dalam rutinitas di kota besar yang sesak dan macet.
Baca: Inilah Sosok Kartini Modern, Perkasa Jadi Sopir Tambang, Cekatan Urus Rumah Tangga
"Saya menyukai bekerja di daerah, tambang biasanya jauh dari kehidupan kota besar," kata istri Rosadi ini.
Vita kini bekerja di departemen Public Relation PT Berau Coal, sebagian besar waktunya dihabiskan di lapangan, berkomunikasi dengan masyarakat.
Tak jarang pula Vita mendatangi lokasi tambang, di tengah alat berat yang berseliweran.
Vita memilih pekerjaan di bidang yang sama dengan sang suami yang juga bekerja di perusahaan tambang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Praktis, Vita yang terpisah jarak lebih dari 1.200 kilometer ini harus hidup secara mandiri, apalagi saat ini tengah mengandung putra pertamanya.
Selama tujuh tahun bekerja di sektor pertambangan ini, Vita hanya beberapa kali menemui sang suami.
Hak cuti dimanfaatkan untuk menikmati waktu bersama keluarga kecilnya. Hampir setiap malam, di sela waktu santainya, Vita dan Rosadi saling berkomunikasi melalui video call.
"Komunikasi dengan suami sangat intens, apalagi saat kehamilan ini, suami sangat perhatian. Bisa berpuluh-puluh kali suami menelpon dalam sehari, mengingatkan minum susu dan vitamin," ujarnya.
Baginya, dalam sebuah hubungan, komunikasi adalah kunci utama, meski harus terpisah ribuan kilometer.