Pernah Terkena Serangan Jantung? Biarkan Saja Sedikit Gemuk, tak Perlu Diet, Ini Hasil Penelitiannya

Menurut penelitian, dalam tiga tahun setelah serangan jantung, orang dengan obesitas ringan justru 30 persen lebih mungkin untuk bertahan hidup

Editor: Amalia Husnul A
JPC-PROD
Ilustrasi. Kegemukan dan risiko serangan jantung 

TRIBUNKALTIM.CO - Orang gemuk yang pernah terkena serangan jantung seharusnya tidak dianjurkan untuk diet.

Menurut penelitian, dalam tiga tahun setelah serangan jantung, orang dengan obesitas ringan justru 30 persen lebih mungkin untuk bertahan hidup dibandingkan dengan orang-orang yang memiliki berat badan normal.

Ahli kardiologi Dr. Ian Neeland, dari UT Southwestern Medical Center, mengatakan, “Pesan dari temuan ini adalah bahwa jika Anda pernah mengalami serangan jantung dan Anda kelebihan berat badan atau sedikit gemuk, Anda seharusnya tidak mencoba menurunkan berat badan secara agresif pada periode awal setelah serangan jantung.”

Ini bukan berarti pasien dengan berat badan normal harus mencoba menambah berat badan.

Namun menurut Dr Neeland, dokter harus lebih fokus pada pasien jantung yang memiliki berat badan normal dan tidak boleh berasumsi bahwa karena berat badannya normal, mereka mungkin akan lebih sehat.

Baca: Lezatya Pasti, Dark Coklat Ternyata 1 dari 7 Makanan yang Berguna Cegah Penyakit Jantung

Baca: Sang Anak Ungkap Pedangdut Hamdan ATT Tak Punya Riwayat Penyakit Jantung

Sedikit gemuk yang dimaksud di atas adalah mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) 30 sampai 34,9 dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal yang memiliki BMI antara 18,5 dan 24,9.

Seseorang dikelompokkan sebagai obesitas yang tidak sehat jika BMI mereka 40 atau lebih.

Setiap hari di Inggris, sekitar 530 orang dilarikan ke rumah sakit karena menderita serangan jantung, dan 190 diantaranya tidak berhasil diselamatkan.

Temuan baru ini mendukung penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa orang-orang sedikit gemuk yang memiliki penyakit kronis cenderung lebih bisa bertahan dibanding mereka yang memiliki tubuh lebih ramping.

Neeland mengatakan ada sejumlah teori mengapa temuan yang dikenal sebagai paradoks obesitas ini terjadi.

"Salah satunya adalah bila Anda gemuk, maka Anda memiliki lebih banyak cadangan energi untuk memerangi penyakit," katanya. "Anda bisa menghadapi badai dengan lebih baik."

Baca: Model Pirang Ini Begitu Pede Tampil Terbuka Meski Bertubuh Gemuk, Ini Pengakuannya

Baca: Essien Terlihat Gemuk, Persib Akan Bikin Program Khusus untuk Turunkan Berat Badan

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved