Heboh Bayi yang Dianggap Ajaib

Keluarga Tetap Tolak Pertolongan Medis karena Belum Dapat Wangsit, Ibu Bayi 'Ajaib' Lemah dan Pucat

Pihak keluarga masih meyakini ibu dan bayinya berbeda dengan manusia biasa lainnya, dan belum ada petunjuk (amanah/wangsit) untuk diberikan pengobatan

Editor: Amalia Husnul A
Tribunenrekang.com/Muh Azis Albar
Kepala Dinas Kesehatan Enrekang Marwan Ahmad Ganoko dan Utje Ramadani (19), di Dusun Penja, Desa Karuen, Kecamatan Enrekang. 

TRIBUNKALTIM.CO, ENREKANG - Marwan Ahmad Ganoko, Kepala Dinas Kesehatan Enrekang, Sulawesi Selatan, mengaku prihatin melihat kondisi Utje Ramadani (19), warga Dusun Penja, Desa Karuen yang dikabarkan melahirkan bayi 'ajaib'.

Saat Marwan mengunjungi Utje, Senin (3/7/2017) lalu, kondisi ibu muda itu pucat dan memiliki Hemoglobin (HB) yang sangat rendah setelah melahirkan.

"Saya prihatin melihatnya, kondisinya lemah dan pucat, HB atau sel darah merahnya sangat rendah," ungkap Marwan Ganoko kepada TribunEnrekang.com, Selasa (4/7/2017).

Menurutnya, kondisi tubuh Utje saat ini sangat lemah karena hanya memiliki HB tujuh. Padahal, normalnya wanita harus memiliki HB minimal 12.

Baca: Beberapa Kejanggalan dari Peristiwa Kelahiran Bayi yang Dianggap Ajaib Menurut Kepala Puskesmas

Baca: Geger Kelahiran Bayi Ajaib, Polisi Jaga Rumah Ibu agar tak Terjadi Konflik

Meski memiliki HB yang terus menurun, pihak keluarganya tidak memperkenankan Utje untuk diberikan pertolongan medis.

Alasannya, pihak keluarga masih meyakini ibu dan bayinya berbeda dengan manusia biasa lainnya, dan belum ada petunjuk (amanah/wangsit) untuk diberikan pengobatan.

"Saya khawatir jika HB-nya terus menurun dan dibiarkan, maka dapat mengakibatkan kematian," ujar Marwan Ganoko.

Meski begitu, pihaknya tetap berusaha membujuk keluarga dan Utje agar mau diberikan perawatan medis agar tubuhnya bisa kembali normal. (Muh Azis Albar)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved