Tangkal Aksi Terorisme, TNI Lakukan Penebalan di Markas dan Wilayah Operasi

"Melalui intelijen, kita lakukan deteksi dini, termasuk dengan satuan di wilayah, melalui Babinsa. Kita tinggikan antena kita," ujarnya.

(AFP PHOTO / TED ALJIBE)
Militer Filipina berjalan di sebelah kendaraan lapis baja ringan V-300 mereka setelah menyerang militan pro-ISIS di Kota Marawi, Filipina, Jumat (2/6/2017). Pertempuran berdarah terjadi antara militer Filipina dengan pasukan Maute di Marawi dalam upaya menangkap pemimpin kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Aksi terorisme yang belakang ini mengincar aparat kepolisian sebagai target, tidak membuat TNI tinggal diam.

Bahkan jajaran TNI di Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN) juga turut dalam deteksi dini aksi terorisme di wilayah Kaltim-Kaltara.

Danrem 091/ASN, Kolonel Inf Irham Waroihan menjelaskan, secara umum kondisi di Kaltim-Kaltara tergolong kondusif, kendati isu aksi terorisme santer terdengar.

Selain turut dalam membantu kepolisian memberantas terorisme, pihaknya juga melakukan penebalan di sejumlah markas TNI, serta di wilayah operasi, yakni di kawasan perbatasan.

"Secara umum kondusif, dan telah kami instruksikan untuk melakukan penebalan di markas-markas kita, termasuk di wilayah operasi, baik personel dan juga persenjataan," tuturnya, Sabtu (8/7/2017).

Lanjut dia menjelaskan, guna tidak terjadi aksi terorisme di wilayah Kaltim-Kaltara, pihaknya meningkatkan kewaspadaan, melakukan deteksi dini terhadap kelompok-kelompok yang diduga ada kaitannya dengan terorisme.

"Melalui intelijen, kita lakukan deteksi dini, termasuk dengan satuan di wilayah, melalui Babinsa. Kita tinggikan antena kita untuk menahan aksi terorisme ini," ucapnya.

"Warga juga terus kita tingkatkan kesadarannya tentang bahaya teroris, jadi bukan hanya aksinya saja yang kita hindari, tapi ideologinya juga. Untuk itu, partisipasi warga sangat kita butuhkan, laporkan kalau ada hal-hal yang mencurigakan ke kepolisian maupun ke kami," jelasnya.

Sementara itu, masih Danrem menjelaskan, hingga saat ini belum ada kelompok teroris dari Marawi, Filipina yang masuk ke wilayah Indonesia.

Bahkan setelah menempatkan sekitar 3.000 personel gabungan di wilayah perbatasan, pihaknya kembali menambah sekitar 250 personel, untuk mempertebal pengamanan.

"Di sejumlah pulau, seperti di Maratua, Derawan, dan Bunyu, kita tempatkan pasukan tempur, lengkap dengan persenjataan yang ada. Hingga saat ini belum ada yang masuk ke Indonesia melalui wilayah kami," tegasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved