Murid-muridnya Mengeluh Sakit Usai Konsumsi Permen, Ini yang Diungkapkan Pihak Sekolah
Hermayanti, guru yang juga menangani UKS saat peristiwa kemarin, mengatakan dari tujuh pelajar yang mengeluh sakit.
Laporan wartawan Tribun Kaltim, Margaret Sarita
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Pihak Sekolah Dasar (SD) Negeri 011 Sangatta Utara memastikan permen tengkorak tidak beredar di sekolah.
Hanya saja kebetulan ada salah satu pelajar membawa ke sekolah dan menjual ke teman-temannya.
"Untuk makanan dari kantin sekolah, selalu kami pantau dan ingatkan tentang kesehatan makanan yang dijajakan.
Bahkan setiap sebulan sekali, kantin kami selalu didatangi tim dari Dinkes Kutim untuk memeriksa kandungan bahan makanan dan minuman di kantin," ungkap Jainul Arifin, Kepala SDN 011 Sangatta Utara.
Baca: Murid-murid SD di Sangatta Keracunan, Ini yang akan Dilakukan BPOM
Hermayanti, guru yang juga menangani UKS saat peristiwa kemarin, mengatakan dari tujuh pelajar yang mengeluh sakit, hanya enam yang memakan permen tengkorak.
Dua di antara enam pelajar tersebut memang sudah sakit saat datang ke sekolah.
Jadi hanya empat anak yang menderita sakit setelah makan permen tersebut.
Baca: Pedagang Dilarang Jual Permen Tengkorak, Benarkah Penyebab Murid-murid SD Keracunan?
"Pelajar kami yang membawa permen, mengaku bawa 12 permen. Tapi, hanya 10 yang dimakan oleh teman sekelasnya.
Empat pelajar tidak ada keluhan.
Enam pelajar yang mengeluh sakit itu, dua di antaranya memang sudah sakit saat tiba di sekolah. Agak demam," ujar Hermayanti.
Baca: Klarifikasi Produsen Permen Tengkorak: Produk Kami Ada Izin BPOM dan Izin Edar
Sedangkan empat lainnya, mengaku sakit setelah makan permen tersebut.