Istri ini Tega Cambuk Suaminya Gara-gara Tak Mampu Layani Hubungan Badan 10 Kali Sehari
sang suami tidak bisa menolak permintaan istrinya tersebut meski ia sudah memohon dan beralasan bahwa dirinya sudah terlalu lelah bekerja
TRIBUNKALTIM.CO - Baru-baru ini memang sedang marak kasus kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga.
Kekerasan yang terjadi bisa saja dalam bentuk fisik, verbal, dan bahkan seksual.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) tak hanya dialami oleh kaum perempuan saja, namun kaum pria juga bisa mendapatkan kekerasan yang dilakukan oleh istrinya sendiri.
Baca: Nafa Urbach Buru Pelaku Pedofilia, Sang Suami Malah Lakukan ini Dengan Wanita Lain
Seperti yang dialami oleh seorang suami yang tidak diketahui namanya ini.
Pria malang dan miskin ini diketahui disiksa dan dicambuk oleh istrinya karena tidak dapat memenuhi hasrat seksualnya yang membuncah.
Melansir dari World of Buzz pada Senin (14/8/2017), pekerja pabrik yang berusia 32 tahun yang tinggal di Klang, Malaysia ini harus memuaskan istrinya yang meminta berhubungan tubuh sebanyak tujuh hingga 10 kali dalam sehari.
Namun, sang suami tidak bisa menolak permintaan istrinya tersebut meski ia sudah memohon dan beralasan bahwa dirinya sudah terlalu lelah bekerja.
Jika ia menolak permintaannya, dia akan diperintahkan untuk berlutut dan menerima hukumannya, yaitu dicambuk.
Baca: Berbusana Lengkap Serba Coklat, Jokowi Ucapkan Selamat Ulang Tahun Pramuka
Ternyata, ia sudah mengalami penganiayaan dari istrinya ini sudah selama beberapa tahun ini dan pada akhirnya ia mencari pertolongan.
Pria ini pun langsung melaporkan peristiwa tersebut kepada pendiri Community Policing Malysia, Kuan Chee Heng untuk meminta bantuan karena dirinya sudah tidak kuat lagi.
Diketahui, istrinya yang berusia 31 tahun tersebut hanyalah seorang ibu rumah tangga penuh waktu dan memiliki beberapa anak.
Pria korban kekerasan ini juga mengaku bahwa dirinya tidak ingin membuat laporan polisi lantaran ia malu dan ingin menjaga keutuhan keluarganya.
Kuan pun akhirnya menyarankan korban ini untuk berdiskusi dengan istrinya dan memberinya bantuan medis serta konseling.