Tol Laut
Tarif Tol Laut Seharusnya Hanya Rp 317 Ribu Pengusaha Ditagih Rp 6 Juta per Lima Ton Barang
Kwitansi pembayarannya tidak mencantumkan rincian harga tetapi dipukul rata saja. Padahal ini pengangkutan bersubsidi
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Meskipun keberadaannya diharapkan bisa memperkecil kesenjangan harga di kawasan perbatasan dengan di kota, namun subsidi angkutan barang dengan tol laut tak banyak membantu para pengusaha di Pulau Sebatik.
Para pengusaha mendapatkan informasi, satu ton barang hanya dikenakan tarif Rp.317.000. Kenyataannya tarif yang ditagihkan jauh dari perkiraan.
Jambi, seorang pengusaha di Pulau Sebatik mengatakan, untuk mengangkut material bangunan dari Surabaya, dia dikenakan tarif lebih Rp 6 juta untuk membayar barang seberat 5 ton. "Saya beli semen, besi, stainlees, bata ringan dan beberapa lainnya," ujarnya.
Selain menilai tarif yang dikenakan begitu tinggi, dia juga menyayangkan karena proses pembayaran dimaksud sangat tidak transparan.
"Kwitansi pembayarannya tidak mencantumkan rincian harga tetapi dipukul rata saja. Padahal ini pengangkutan bersubsidi," ujarnya.
Muhammad Yahya pengusaha lainnya juga mengeluhkan tingginya tarif angkutan dimaksud. "Satu unit boks mesin penjual BBM atau pertamini dengan tinggi tidak sampai 2 meter lebarnya juga tak cukup 1 meter, ongkos angkutnya Rp 1 juta. Harganya saja tidak sampai segitu, tetapi sampai dermaga bayar sejuta," ujarnya mempertanyakan pengawasan alokasi subsidi ongkos angkut yang seharusnya menjadi hak warga perbatasan.
Dia mengatakan, warga setempat mengetahui ada subsidi yang diberikan untuk pengangkutan barang melalui tol laut. "Cuma bagaimananya atau seperti apa kami nggak tahu," ujarnya.
Manajer PT Lintas Samudera Mandiri, Andi Syamsul Aris membantah tingginya tarif angkutan tol laut. "Di luar subsidi yang Rp 317.000 perton itu, ada lagi pembayaran untuk kuli panggul juga biaya kontainer. Itu Rp.100.000. Jadi Rp .417.000 itu sampai rumah sudah," ujarnya.
Dia bahkan menuding, keluhan-keluhan itu hanya disampaikan konsumen bermasalah yang memiliki tanggungan utang pembayaran angkutan tol laut yang belum dilunasi.
"Saya juga orang Sebatik. Kalau memang pembayaran mahal, saya ikut teriak. Mana berani kami main-main sama program Pak Jokowi," ujarnya menegaskan. (*)