Loncat dari Lantai 3, Begini Akhirnya Nasib Eks-TKI asal Sabah
Bukhori (20), eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Negara Bagian Sabah, Malaysia melakukan percobaan bunuh diri.
Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Niko Ruru
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Bukhori (20), eks Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Negara Bagian Sabah, Malaysia melakukan percobaan bunuh diri.
Pria yang dideportasi dari Malaysia itu meloncat dari lantai tiga, bangunan rumah susun sewa sederhana tempatnya ditampung bersama sejumlah eks-TKI.
Akibatnya dia mengalami luka parah.
Baca: Sudah Cek ke Ruangan Bupati, Asisten Tegaskan Putusan PTUN Belum Diterima
Saat ini korban harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan.
Kepala Seksi Perlindungan dan Pembinaan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kabupaten Nunukan, Arbain menjelaskan Bukhori bukan TKI yang mengalami gangguan kejiwaan.
"Kalau gangguan jiwa ada keterangan konsulat dan pemulangannya khusus," katanya, Jumat (18/8/2017).
Diapun memastikan, biaya pengobatan ditanggung pemerintah.
"Biaya pengobatannya ditanggung Kemenkes," katanya.
Baca: Jumlah Penonton Turun, Ini yang Diminta Borneo FC kepada Wali Kota Samarinda
Yusran, salah seorang eks-TKI yang tinggal bersama Bukhori menjelaskan, korban mengalami patah gigi, patah pada bagian bahu serta kedua tulang kaki akibat percobaan bunuh diri, Kamis (17/8/2017) itu.
"Parah itu. Patah kayaknya kakinya,” ujarnya.
Yusran mengaku terkejut melihat rekannya itu tiba-tiba saja meloncat dari lantai 3.
Pria asal Jawa Timur itu diduga depresi setelah ditangkap aparat Malaysia dan menjalani kurungan di pusat tahanan sementara.
Baca: Asyik, dari Bandara Soekarno-Hatta Kita Bisa Naik Kereta, Ini Jadwal Beroperasinya
Dia dideportasi pada 14 Agustus 2017 bersama 229 deportan lainnya. Mereka seluruhnya ditampung di rusunawa.
Dika teman sekamar Bukhori mengetahui korban sebagai sosok yang sangat pendiam dan tidak mudah bergaul.
“Saya kenal waktu sama-sama dideportasi. Sepertinya banyak masalah itu, depresi, karena saya tahunya sudah di bawah banyak darahnya," katanya. (*)