HUT Kemerdekaan RI
Masyarakat Samarinda Dikenal Religius, Inilah 3 Tempat Ibadah yang Dibangun Sejak Abad 19
Tercatat sejak akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, nuansa islami kental di masyarakat Samarinda, dengan pelaksanaan shalat dan puasa.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan Tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masyarakat Samarinda sejak dahulu dikenal religius, dengan mayoritas warganya yang memeluk agama islam.
Tercatat sejak akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20, nuansa islami kental di masyarakat Samarinda, dengan pelaksanaan shalat dan puasa.
Bersumber dari buku berjudul 'Samarinda Tempo Doeloe', penulis Muhammad Sarip menjelaskan, pusat peribadatan dan kegiatan keagamaan penduduk muslim pada abad ke-16 hingga awal abad ke-19, dilakukan di langgar.
Namun, disamping penduduk memeluk Islam, terdapat agama Kong Hu Chu yang dianut etnis Tionghoa, yang berdatangan ke Samarinda pada abad ke-19.
Sementara penganut Kristen dan Katolik, baru bermunculan pasca Indonesia merdeka.
Baca: Nonton Drama Korea Memang Bikin Baper Tapi Hati-hati Lho Efeknya
Baca: Lagi Patah Hati? Ketimbang Dengerin Lagu Melankolis Mending Berenang Yuk
Baca: Akhirnya. . . Megawati dan SBY Salaman di Istana, Ini Kata Politikus PKS
Baca: Kuliner Yogyakarta Memang Mantap! Cobain 5 Menu Ini yang Bikin Kamu Berkeringat!
Berikut ini merupakan beberapa bangunan tempat ibadah pertama yang terdapat di Samarinda :
1. Masjid
Bangunan masjid di Samarinda bermunculan mulai akhir abad ke-19.
Masjid Jami' yang didirikan tahun 1919, di tepi sungai Mahakam, sekitar pasar Pagi, menjadi pusat keagamaan kaum muslimin terbesar sebelum dibongkar tahun 1975.
Kendati demikian, masjid Jami' bukanlah masjid pertama yang ada di Samarinda, jauh sebelum itu, terdapat Masjid Shirathal Mustaqiem di Samarinda Seberang yang selesai dibangun pada 1891.

2. Kelenteng
Kelenteng pertama di Samarinda bernama Thian Gie Kong, yang berdiri pada tahun 1905, yang telah berubah nama menjadi Thien Le Kong.