Berita Pemkab Kutai Timur
GPPK dan Disdik Kutim Gelar Seminar PAUD
melalui seminar ini nantinya guru PAUD akan mendapatkan informasi dan menggali pengetahuan serta menjadi pendidik yang baik.
SANGATTA- Wakil Bupati Kutai Timur Kasmidi Bulang mengapresiasi Seminar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupaten yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Pemudi Kalimantan Timur (GPPK) bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kutim, di Gedung Serbaguna Guna (GSG), Kawasan Pusat Perkantoran Pemkab, Bukit Pelangi, Sabtu (12/8) akhir pekan lalu.
Dia yakin melalui seminar ini nantinya guru PAUD akan mendapatkan informasi dan menggali pengetahuan serta menjadi pendidik yang baik.
“Saya berharap ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan bisa diterapkan. Sehingga Kutai Timur dalam pendidikan, ada keseragaman. Ketika anak kita nanti masuk sekolah dasar (SD) penerapannya (ilmunya) akan mudah,” ungkap Kasmidi pada kegiatan yang berlangsung satu hari tersebut.
Seminar yang menghadirkan narasumber dari tim Australia Internasional School (AIS) yakni Penny Robertson dan Susan Jagoe ini turut dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD), pengurus GPPK, jajaran Dinas Pendidikan, Anggota DPRD Uce Prasetyo mewakili Bunda PAUD, perwakilan perusahaan, kepala sekolah serta ratusan guru PAUD se-Kabupaten Kutim.
Sekretaris Dinas Pendidikan Roma Malau selaku Ketua Panitia Pelaksana merasa bangga kepada GPPK yang telah menggerakkan kegiatan seminar PAUD ini.
Hal tersebut bisa disebut sebagai sikap kepedulian terhadap kemajuan pendidikan di Kutim. Sebab, pendidikan usia dini merupakan karakter dasar, bagi anak usia dini.
“Pada dasarnya dalam seminar ini para pemuda pemudi sangat mengharapkan anak-anak kita khususnya di Kabupaten Kutai Timur memiliki karakter yang berwawasan. Dimana pendidikan usia dini adalah dasar untuk nantinya bekal di kemudian hari,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua GPPK Frengki Kosasi mengatakan, bahwa seminar yang bertema “Sharing Teaching Program for Quality Education in the 21st Century”, diangkat sesuai hasil diskusi dengan tim AIS. “Karena, ternyata kita hanya memiliki kesempatan 13 tahun ke depan untuk mempersiapkan generasi kita, dalam memajukan dan mengembangkan mutu pendidikan,” ujar Frengki. (advertorial/hms10)