Larangan Aborsi di Cile Melunak

MK Cile Melunakan Larangan Aborsi yang Selama Ini Diberlakukan Sangat Ketat

Mahkamah Konstitusi Cile, Senin (21/8/2017), menyetujui sebuah langkah untuk melunakkan larangan aborsi yang selama ini berlaku ketat di negara itu.

(AP)
Presiden Cile, Michelle Bachelet 

TRIBUNKALTIM.CO, SANTIAGO - Mahkamah Konstitusi Cile, Senin (21/8/2017), menyetujui sebuah langkah untuk melunakkan larangan aborsi yang selama ini berlaku ketat di negara tersebut. Langkah tersebut dilakukan dengan mendekriminalisasi prosedur dalam kasus-kasus tertentu.

Rancangan undang-undang tentang hal tersebut akan memungkinkan aborsi dalam kasus pemerkosaan, ancaman terhadap kehidupan ibu, atau cacat lahir yang mematikan.

Suara hakim terbelah dengan komposisi 6:4, yang berarti menggagalkan upaya partai konservatif yang menentang langkah reformasi tersebut.

Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal pengadilan Rodrigo Pica dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip AFP.

RUU tersebut sekarang dapat ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Michelle Bachelet, yang meluncurkan reformasi tersebut pada tahun 2015.

"Hari ini kita kaum perempuan menaklukkan dasar baru untuk martabat, kebebasan, dan kesetaraan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Kelompok hak reproduksi MILES menganggapnya sebagai keputusan bersejarah.

RUU tersebut mendapat perlawanan sengit dari kalangan konservatif. Mereka mengatakan bahwa aborsi melanggar hak hidup yang diatur dalam konstitusi.

Sebuah survei terhadap 705 orang oleh perusahaan pemungutan suara Cadem baru-baru ini menunjukkan, 70 persen orang Cile mendukung aborsi yang disahkan di bawah ketiga kondisi tersebut.

Sejak tahun 1989, aborsi dalam kondisi apapun merupakan tindakan yang dilarang keras. Ini berlaku di zaman pemerintahan diktator Augusto Pinochet.

Di bawah hukum tentang aborsi yang berlaku saat ini, pelaku dapat dihukum hingga lima tahun penjara.

Sebelum itu, selama lebih dari 50 tahun, Cile mengizinkan aborsi jika kehidupan ibunya dalam bahaya atau jika janinnya tidak layak.

Sejumlah negara di Amerika Latin masih memiliki larangan total untuk melakukan aborsi, terutama El Salvador, Honduras, dan Nikaragua.

Persetujuan tersebut berlanjut menjelang pemilihan Presiden Cile bulan November, di mana Bachelet tidak akan mencalonkan diri.

Dia mengatakan akan membuat persetujuan dan prioritas pelaksanaan sepenuhnya sebelum dia meninggalkan kantor presiden pada bulan Maret 2018.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved