Balita Tewas Tercebur Parit dan Terseret Arus di Depan Rumahnya, Kisah Suapan Terakhir sang Ibu
Ibunya, Aisyah pun bergegas masuk dalam rumah, mengambilkan makan tambahan.
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Banjir yang melanda sebagian kawasan Samarinda, Rabu (24/8/2017), menyisakan kabar duka.
Seorang balita berusia 2 tahun 4 bulan bernama Sayyid Abdullah Rifki Al Hamid meninggal dunia tercebur parit dan terseret arus banjir, tepat di depan rumah orangtuanya, di Jalan Pelita 2 Gang Barokah, Kelurahan Sambutan, Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda, Rabu (24/8/2017) kemarin.
Dari penuturan bibi korban, Syarifah Jamilah Al Hamid, sebelum ditemukan tenggelam lemas tersangkut di pipa parit, keponakanya itu sempat bermain dan disuapi makan ibu kandungnya Aisyah Wasilah Mauladdawilah di teras depan rumah, sekitar pukul 17.00 Wita.
"Makannya banyak, ga kaya biasanya. Ditawari nambah makan, anak itu (Sayyid) mau aja dia bilang ho oh," ujar Jamilah ditemui di kediamannya Kamis (25/8/2017)
Ibunya, Aisyah pun bergegas masuk dalam rumah, mengambilkan makan tambahan.
Tak disangka, sekembalinya ke teras, buah hatinya sudah tak terlihat.
Panik, Aisyah pun segera mencari Sayyid di sekeliling rumah.
Tak lama, seorang tetangga berujar, sempat melihat Sayyid mengejar bola plastik yang ia pegang dekat parit depan rumahnya yang tertutup banjir.
Sontak, Aisyah langsung menceburkan diri beberapa kali ke parit berarus deras tersebut.
Sekitar setengah jam, akhirnya ia menemukan tubuh anaknya dalam kondisi tengkurap lemas, tersangkut di pipa bersama sampah terlarut.
Berjarak sekitar 10 meter dari lokasi terakhir anak itu terlihat.
"Badan anaknya sudah penuh lumpur, ibunya yang dapat dan angkat sendiri," kata Jamilah.
Sayyid kemudian segera dibawa ke klinik terdekat, namun dokter klinik merasa tidak mampu menangani, kemudian, balita tersebut dibawa ke rumah sakit.