Ngomongin Cantrang, Nelayan Pantura dan Pejabat Tertawa Dengar Pernyataan Menteri Susi
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali meminta nelayan Pantura untuk meninggalkan alat tangkap cantrang.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali meminta nelayan Pantura untuk meninggalkan alat tangkap cantrang dan beralih ke alat tangkap yang lebih ramah lingkungan.
Susi menuturkan, penggunaan alat itu tak hanya berdampak buruk kepada ekosistem laut namun juga berpotensi memicu konflik sesama nelayan di pulau lain yang menolak penggunaan cantrang.
"Nanti udah berantem, Ibu lagi yang suruh bantu kalau ditahan Polisi. Sampean demo aku, (tapi) kalau ada apa-apa minta tolong aku," ujar Susi dalam acara pemberian layanan perbankan untuk nelayan Pantura di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Jumat (25/8/2017).
Sontak, para nelayan Pantura, pejabat KKP, hingga pejabat BRI yang datang dalam acara itu tertawa geli mendengar celotehan menteri nyentrik asal Pangandaran, Jawa Barat itu.

Baca: VIDEO – Para Wanita Bisa Tiru yang Dilakukan Menteri Susi Pudjiastuti ini
Baca: Emak-emak yang Menunggangi Motor Trail Itu Ternyata Menteri Susi, Lihat Aksi Gilanya!
Baca: Netizen Kompak Minta Menteri Susi Tenggelamkan Pria Dalam Video ini
Baca: Kabar Gembira, Menteri Susi Lagi Cari 300 Lulusan Terbaik dari Seluruh Kampus di Indonesia, Minat?
Dalam acara itu, BRI memberikan bantuan permodalan Rp 11,8 miliar kepada 6 kelompok nelayan Pantura untuk mengganti alat tangkap cantrang ke alat tangkap lain yang lebih ramah lingkungan.
Pemberian modal bantuan kepada nelayan Pantura adalah bagian dari sinergi KKP dan BRI.
Diharapkan dengan bantuan itu maka para nelayan Pantura lebih cepat beralih menggunakan alat tangkap ikan yang lebih ramah lingkungan.
"Program pemerintah itu tidak yang untuk menyulitkan masyarakatnya. Kalau bantuan BLT Rp 500.000 buat apa? Beras dapat berapa kilo? Dimakan seminggu habis, ya toh" kata Susi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin nelayan di Indonesia dipermudah mendapatkan alat penangkap ikan pengganti cantrang.
Sebab Presiden mendapatkan laporan bahwa banyak nelayan yang kesulitan membeli pengganti cantrang karena mahal.
Baca: Tak Ingin Mubazir, Jatah Cetak Sawah di Kabupaten Bulungan Dipangkas Ratusan Hektare