Bikin Nangis, Warga Rohingya Andalkan Air Hujan dan Tanaman untuk Bertahan Hidup

"Ya Allah, ya Allah," gumamnya terus-menerus, bergerak ke depan dan ke belakang."Saya tidak menyangka akan melihat kamu lagi,"

KBR/Erwin Jalaludin
Warga minoritas muslim Rohingya yang terdampar di Aceh Utara. 

TRIBUNKALTIM.CO - Hampir 150.000 warga Rohingya telah meninggalkan negara bagian Rakhine, Myanmar, untuk menyelamatkan diri dari kekerasan senjata di sana.

Banyak dari mereka berkisah tentang pembunuhan, pemerkosaan, dan bahkan pembantaian.

Di lepas pantai selatan Banglades, deretan kapal nelayan berbentuk melengkung bagai sabit bergerak mendekati pantai, menentang angin kencang yang berbahaya.

Baca: Laudya Cynthia Bella Menikah dengan Engku Emran, Jokowi Dianggap Lalai

Saat mereka mendekat, tampak jelas, perahu-perahu itu sarat dengan manusia.

Perempuan di lantai perahu, sebagian bersama anak-anak, kaum laki-laki dewasa berjejer di tepi perahu.

Inilah kapal bermuatan kaum Muslim Rohingya, yang melarikan diri dari negara bagian Rakhine.

Warga Banglades di kampung itu berkumpul di tepi pantai dengan resah.

Baca: Diduga Mau Intip Istri Tetangga, Pria ini justru Jatuh dan Tewas

"Lewat sini, ke sini!" teriak mereka sambil menuntun perahu ke perairan dangkal.

Begitu menyentuh garis pantai dekat Shamlapur itu, sejumlah pria melompat.

Para wanita dan anak-anak dibantu turun.

Ada pasangan yang hampir jatuh saat kaki mereka tersandung.

Rute langsung melintasi sungai Naf tidak dapat diakses lagi.  

Pihak berwenang Banglades telah menutup jalur itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved