Koordinator Arisan Kabur

Koordinator Arisan Menghilang, 40 WNI di Sydney Risaukan Uang Mereka Rp 4,2 Miliar Hilang

Sedikitnya 40 WNI yang tinggal di Sydney, New South Wales (NSW), Australia, mengkhawatirkan uang yang mereka ikutkan dalam arisan akan hilang.

(ABC News)
Potensi kerugian dari sistem arisan yang ambruk ini paling kurang sekitar Rp 4,2 miliar 

TRIBUNKALTIM.CO, SYDNEY - Sedikitnya 40 warga negara Indonesia yang tinggal di Sydney, New South Wales (NSW), Australia, mengkhawatirkan uang yang mereka ikutkan dalam arisan akan hilang. Kekhawatiran itu terjadi setelah koordinator arisan tersebut menghilang sejak beberapa waktu terakhir.

Jumlah kerugian dari dokumen yang sudah dilihat oleh ABC Australia Plus diperkirakan sekurangnya  400.000 dollar Australia atau sekitar Rp 4,2 miliar. Koordinator arisan ini, seorang wanita berinisial DP, kini sudah tidak diketahui keberadaannya.

Para korban memperkirakan DP berada di Indonesia karena diduga memiliki rumah atau sanak keluarga yang tinggal di Medan, Sumatera Utara.

Beberapa korban sudah melaporkan apa yang terjadi dengan mereka kepada kepolisian di NSW.

ABC sudah meminta keterangan dari kepolisian, namun sejauh ini belum mendapatkan keterangan resmi.

Namun, dalam korespondensi yang dilakukan korban dengan polisi disebutkan bahwa kasus ini sekarang ditangani oleh kantor polisi Fairfield di Sydney.

Menurut keterangan, beberapa orang yang merasa menjadi korban telah meminta agar rekening DP di Australia dibekukan.

Sedangkan menurut polisi, bank tidak bersedia membekukan karena hal itu harus mendapat perintah dari pengadilan.

Hari Selasa (13/9/2017), wartawan ABC berbicara dengan dua orang korban yang mengatakan dana mereka masing-masing  20.000 dan 10.000 dollar sekarang tersangkut dalam arisan tersebut, dan mereka sangat mengkhawatirkan bahwa dana tersebut tidak akan bisa kembali.

Dari daftar uang yang sudah disetorkan untuk arisan, mereka yang mengalami kerugian saat ini bervariasi antara 1.000 sampai tertinggi 52.000 dollar.

Rumah tangga terancam

Seorang ibu rumah tangga yang menolak disebut identitas lengkapnya, dan hanya menyebut dirinya F, mengatakan, akibat kejadian ini dia sangat mengkhawatirkan masa depan keluarganya.

"Saya sudah diancam oleh suami akan diceraikan bila uang tersebut tidak kembali. Padahal uang itu akan kami gunakan untuk membayar uang sekolah anak 10 .000 dollar dan juga biaya untuk memperpanjang visa," kata F yang memiliki dana 20.000, yang sekarang tidak diketahui keberadaannya.

F mengatakan dia sudah mengikuti arisan ini sejak dua tahun terakhir dan sebelumnya sudah mendapatkan bagian tanpa adanya masalah.

Sistem arisan yang dilakukan di Sydney ini tidak berbeda dengan sistem arisan yang dilakukan di Indonesia umumnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved