Koordinator Arisan Kabur

Koordinator Arisan Menghilang, 40 WNI di Sydney Risaukan Uang Mereka Rp 4,2 Miliar Hilang

Sedikitnya 40 WNI yang tinggal di Sydney, New South Wales (NSW), Australia, mengkhawatirkan uang yang mereka ikutkan dalam arisan akan hilang.

(ABC News)
Potensi kerugian dari sistem arisan yang ambruk ini paling kurang sekitar Rp 4,2 miliar 

"Ketika itu koordinator arisan mengatakan bahwa rekening banknya dibekukan oleh ATO (Kantor Perpajakan Australia). Namun belakangan alasannya berubah-ubah, dan kemudian kontaknya di WA dan FB tidak bisa dihubungi," kata F.

Beberapa orang yang khawatir akan dana mereka sempat mendatangi rumah koordinator tersebut.

Namun hanya berhasil menemui suami DP, yang mengatakan bahwa dia sudah bercerai dari istrinya, dan tidak tinggal serumah lagi.

Jangan mudah percaya

Didi Setyawan adalah koordinator sebuah kelompok komunitas Facebook bernama The Rock di Sydney dan berusaha membantu untuk mengatasi kasus arisan tersebut.

"Saya sudah menghubungi kedua belah pihak untuk melakukan mediasi. Jadi berusaha menyelesaikannya baik baik. Hasilnya dari pihak koordinator merasa tidak ada kasus dan pihak suami merasa merekalah yang jadi korban," kata Didi kepada ABC mengenai apa yang terjadi.

Koordinator arisan tersebut tidak merasa bersalah, menurut Didi, karena ketika ada masalah bulan Juli lalu karena beberapa orang tidak dibayar, beberapa korban lain tidak mau menyetor uang lagi.

"Itulah yang menyebabkan sistem arisannya hancur karena tidak ada uang yang masuk. Itulah mengapa koordinator merasa hal itu bukan kesalahan dia," tambah Didi.

Namun menurut keterangan yang didapat Didi dari para korban, koordinator arisan ini memasukkan nama-nama fiktif supaya dia mendapat uang tunai duluan.

"Itulah mungkin salah satu alasan mengapa dia menolak mediasi karena akan terbongkar semua nama-nama yang ada di dalam list arisan tersebut," jelasnya.

Terlepas dari semua ini, Didi Setyawan berharap agar kasus ini bisa menjadi bahan masukan bagi semua pihak untuk lebih bijaksana menaruh uang.

"Tahun 2015 juga terjadi kasus pinjam-meminjam yang cukup banyak. Dimana pelaku memakai uang tersebut untuk bayar apartemen di Jakarta," ujarnya.

"Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan agar kita jangan percaya begitu saja kepada orang sampai dengan mudahnya mentransfer uang dalam jumlah ribuan dollar," katanya.

(Pascal S Bin Saju)

Berita ini telah diterbitkan Kompas.com dengan judul "Koordinator Arisan Kabur, 40 WNI di Sydney Risaukan Uang Rp 4,2 Miliar"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved