Tanjung Selor Kekurangan Hunian 45 Ribu Unit Rumah

Memang anggota Apersi banyak. Tetapi itu ciri khasnya, kontraktor yang berkecimpung di proyek pemerintah. Jadi belum mau aktif di sektor perumahan

Editor: Mathias Masan Ola
HO/DPD APERSI KALTARA
Rumah tapak dalam proses pembangunan di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR- Kekurangan hunian atau backlog di Kalimantan Utara mencapai puluhan ribu unit rumah. Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Provinsi Kalimantan Utara, Mustika Darma mengatakan, Kota Tanjung Selor saja mengalami backlog sebanyak 45 ribu unit. Sedang Kota Tarakan dengan jumlah penduduk yang paling padat backlog sebanyak 35 ribu unit hunian.

"Ini belum angka masyarakat yang belum memiliki rumah seperti usia produktif atau yang baru menikah," kata Mustika Darma, Selasa (19/9) kepada Tribun, di Sekretariat DPD Apersi Kalimantan Utara, Jalan Sengkawit, Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.

Dari 24 pengembang di bawah naungan DPD Apersi Kalimantan Utara, baru 4 pengembang yang aktif bergerak. Masing-masing PT Bangun Persada ditarget membangun 84 unit rumah di Jalan Manunggal, PT Marantika Abadi yang baru akan menggarap lahan hunian seluas 3,7 hektare di kilometer 2. Ada juga PT Sukses Mandiri Perkasa yang akan membangun 132 unit di lahan seluas 50 hektare di kilometer 6.

"Ada juga rekan yang akan mengembangkan hunian di kilometer 9, yang saat ini masih fokus untuk menyiapkan lahan," tuturnya.

Mengurai backlog, mustahil bisa diwujudkan dalam lima tahun ke depan. pasalnya sebagian besar pengembang di bawah Apersi kata Darma (sapaan akrabnya) terkesan "malu-malu" membangun karena faktor permodalan.

"Memang anggota Apersi sudah banyak. Tetapi itu ciri khasnya, kontraktor yang berkecimpung di proyek pemerintah. Jadi belum mau bergerak aktif di sektor perumahan ini. Sehingga dia merasa, kalau perumahan tidak ada untungnya," tuturnya.

Padahal secara eskalasi dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik kata Darma, bisnis properti perumahan merupakan peluang bagus bagi pengembang. Empat pengembang yang aktif sekarang, lanjutnya, belum bisa memenuhi 45 ribu kebutuhan hunian di Tanjung Selor.

"Empat pengembang ini belum bisa membangun 45 ribu unit. Sementara 100 unit saja, kita butuh waktu setahun," ujarnya.

Darma mencontohkan, tahun lalu Apersi membuka permohonan perumahan 250 unit. Sedang yang mendaftarkan untuk mendapatkan rumah tersebut mencapai 800 calon debitur.

"Jadi kan sebetulnya prospeknya menggiurkan. Memang satu rumah itu untungnya kecil, modal banyak. Tetapi dari segi pembiayaan, perbankan sudah menyiapkan," ujarnya.

Malahan beberapa waktu lalu, ada MoU antra Apersi Pusat dengan bank Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan bank konvesional lainnya untuk ikut terjun dalam penyediaan hunian, seperti bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Bank Artagraha, Bank Mayora.

"Lima bank konvensional ini dari anggaran Rp 9,7 triliun yang kemarin dimasukkan ke dalam BTN (Bank Tabungan Negara) sekarang BTN hanya kebagian Rp 4 triliun lebih. Sisanya dilarikan ke bank-bank konvensional yang tadi," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved