Operasi TN untuk Yanis Chandra
Operasi Satu Jam Mengakhiri Semua Derita Selama Lima Tahun
Melalui operasi micro vasculair decompression (MVD)Ny Yanis Candra Santi sekarang terbebas dari rasa sakit yang menyisa akibat trigeminal neuralgia.
TIM dokter bedah saraf Comprehensive Brains and Spine Center (CBSC) Surabaya melakukan operasi micro vasculair decompression (MVD) ke 1001 terhadap pasien penderita trigeminal neuralgia (TN), pada tanggal 30 Agustus 2017 untuk memperingati Hari kemerdekaan ke-72 RI. Bagaimanakah kondisinya pasien itu sekarang?
Wajah Yanis Candra Santi (39) terlihat berseri-seri. Dalam setiap kalimat yang dilontarkan selalu diselingi senyum bahagia dan ucapan-ucapan penuh syukur. Maklum, kini perempuan ibu rumah tangga ini sudah terbebas dari rasa sakit luar biasa.
“Alhamdulillah ini benar-benar kuasa Allah. Sakit hebat di bagian wajah dan telinga kanan saya sejak lima tahun silam akhirnya berhasil disembuhkan,” kata Candra yang ditemani suaminya Yus Satyo Kurniawan (39), Senin (18/9) di ruang tunggu RS National Hospital Surabaya.

Ibu seorang orang anak yang tinggal di Candi, Sidoarjo (Jatim) tersebut pantas berbahagia, dia adalah salah satu pasien penderita trigeminal neuralgia (TN) atau sakit separuh wajah.
Setelah mengalami penderita selama lima tahun, perempuan ini tanggal 30 Agustus 2017 lalu berhasil disembuhkan melalui operasi micro vasculair decompression (MVD) oleh dr. Sofyanto, SpBS bersama tim di Rumah Sakit National Hospital Surabaya.
Sakit TN adalah akibat perlengketan pembuluh darah dengan saraf nomor lima yang atau saraf perasa wajah yang letaknya berada di batang otak.
Sebelum operasi kondisi Candra cukup memprihatinkan karena sepanjang waktu terurtama empat bulan terakhir mengalami sakit hebat di sekitar wajah dan telinga sebelah kanan.
Baca: RSUD Tarakan dan CBSC Siapkan Operasi Bedah Mikro Saraf di Kaltara
Baca: 16 Wartawan Jadi Saksi Operasi Saraf Leher Kecetit
Sudah berbagai upaya medis dilakukan, tetapi belum berhasil disembuhkan. Bahkan karena seringnya mendapat obat penghilang rasa nyeri, akibatnya obat tersebut berdampak pada lambungnya.
“Akhirnya sakit saya tidak sembuh, malah terkena dampak sakit maag cukup parah, jadinya saya berusaha bertahan meski rasa nyeri terasa sangat hebat,” kata Candra.

KEMBALI BAHAGIA
Kesembuhan ini membuat kebahagiaan dirinya dan keluaraganya kembali utuh yang lima tahun sebelumnya dirinya setiap saat dibayang-bayangi rasa nyeri yang luar biasa.
“Sekarang suasana hati kami benar-benar bahagia. Saya, anak, suami maupun ibu di rumah sudah bisa tersenyum karena tidak pernah melihat lagi saya kesakitan bahkan sampai guling-guling di atas kasur,” imbuhnya.
Dengan wajah penuh semangat yang diselingi canda, Candra kembali menceritakan bahwa sekarang kehidupannya kembali normal baik di tengah masyarakat maupun keluarga yang dulu selama sakit tepaksa tinggalkan.