Kontroversi! Cuma Boleh Lahirkan 1 Bayi di Swedia, Ternyata Alasannya Sungguh Mulia

Banyak orang Swedia dalam beberapa tahun terakhir telah menyesuaikan gaya hidup demi keberlanjutan kehidupan di Bumi.

Rawpixel
Ilustrasi 
TRIBUNKALTIM.CO -- Orang-orang Swedia dikenal punya pikiran yang lebih maju

Mereka punya pandangan yang lebih progresif 1 langkah tentang ekologis.

Ada tingkatan baru yang bisa mereka ambil berlandaskan riset ilmiah dan masukan para aktivis lingkungan.

Keluarga muda Swedia disarankan agar lebih memiliki sedikit anak demi mengurangi beban alam.

undefined
Kehidupan di Swedia | Sputnik International

Banyak orang Swedia dalam beberapa tahun terakhir telah menyesuaikan gaya hidup demi keberlanjutan kehidupan di Bumi.

Hal ini mencakup mengurangi berkendara, makan daging lebih sedikit, serta tak mengambil penerbangan transatlantik.

Tapi, para aktivis lingkungan tak cukup puas dengan hal ini.

Harus ada pengorbanan yang lebih dari itu.

Mereka menyarankan agar keluarga lebih ketat untuk mengurangi karbon.

Dikutip wartawan Grid.ID dari Sputnik, Erik Isberg punya pendapatnya mengenai hal ini.

Dia adalah seorang konsultan kewiraswastaan yang bekerlanjutan dan pendiri LSM Young Collective.

Dirinya mencontohkan tren baru ini dalam sebuah opini dalam harian Swedia Dagens Nyheter.

Judul opini tersebut, 'Buat Pilihan untuk Lingkungan - Hanya Memiliki 1 Anak'.

Dia mengajak orang-orang Swedia untuk membawa mentalitas lingkungan ke tingkatan yang baru.

Isberg merujuk pada sebuah studi di Universitas Lund, di Swedia Selatan.

Baca: Menang Kompetisi UNWTO, Ternyata Begini Perjuangan Membuat Video Wonderful Indonesia

Baca: Suhu Panas Merebak di Sejumlah Wilayah, Kapan Sih Musim Hujan Tiba di Indonesia?

Baca: Haru Banget. . . Saat Al dan Dul Peluk El Rumi yang Pergi Kuliah ke London

Baca: 7 Bulan Pasca Diresmikan, Begini Kondisi Gedung Parkir Klandasan Balikpapan

Baca: Ada Pesan yang Religius di Sepatu Boots Model Muslim Cantik Ini, Apa Maknanya?

Baca: 7 Bulan Pasca Diresmikan, Begini Kondisi Gedung Parkir Klandasan Balikpapan

Baca: Benarkah Imunisasi MR Sebabkan Kelumpuhan, Berikut Fakta Ilmiahnya

Baca: Jarak Pandang Nol, Sulitkan Tim SAR Melakukan Pencarian

Baca: Putuskan Pakai Cadar, Ternyata Ini yang Dirasakan Umi Pipik Sebelumnya

Baca: Begini Jawaban Generasi Milenial Mengenai Film G30S PKI

Baca: Fenomena Crop Circle, Manusia atau Alien yang Menciptakannya?

Mereka menyatakan bebas dari anak adalah pilihan paling drastis untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebagai perkembangan dunia.

Menurut Universitas Lund, dengan hanya memiliki 1 anak, ini berarti telah mengurangi 58,6 ton karbon dioksida per tahun.

Sedangkan hidup tanpa mobil hanya menghemat 2,4 ton karbon dioksida per tahun.

Disampaikan dalam harian Dagens Nyhter, jika diperbandingkan, tentu memilih bebas dari mobil adalah pilihan yang sangat kurang efektif.

Sebaliknya, penyortiran limbah yang cermat hanya berkontribusi pada pengurangan 0,2 ton per tahun.

Isberg kemudian bertanya, "Muncul pertanyaan cepat dalam pikiran, 'Bisakah kita benar-benar mengabaikan kesempatan yang begitu besar untuk mengurangi dampak,'" yang dibuat oleh manusia?

"Tak ada."

"Namun, Anda bisa memilih ini, dan mungkin sudah saatnya bagi semua orang tua sekarang dan yang di masa depan, mengajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri."

Kemungkinan terbesar, "Pilihan ini bisa jadi memberi masa depan bagi anak Anda."

Kimberly Nicholas bagian dari program penelitian ini.

Dia berpendapat bahwa kelebihan populasi dianggap salah.

Ini yang kerap mengganggu negara-negara berkembang.

Tapi sebenarnya tak demikian.

"Banyak orang mungkin berpikir bahwa ukuran  populasi hanya menjadi masalah bagi negara berkembang."

"Kita tak menyadari, tinggal di negara maju sebenarnya," juga, "memiliki dampak lingkungan yang lebih besar."

"Ada emisi karbon dioksida yang jauh lebih besar dihasilkan tiap orang," ungkapnya pada Dagens Nyheter.

Menurut survei yang dilakukan oleh Pollen Sifo pada bulan Februari tahun ini, 92 persen orang Swedia menganggap gaya hidup ramah lingkungan dan berkelanjutan jadi sangat penting.

undefined
Imigran yang datang ke Swedia | Sputnik International

Sementara itu, tingkat kelahiran Swedia perlahan mulai naik di tengah migrasi bersekala besar ke negara ini.

Antara tahun 2001 dan 2014, muncul kenaikan 25 persen kelahiran dengan tren yang mungkin masih terus berlanjut.

Dalam temuan ini, wanita berlatar belakang asing ditemukan melahirkan anak yang lebih banyak dari wanita Swedia.

Wanita Swedia memiliki tingkat kesuburan 1,82 anak per wanita.

Sedang wanita asing yang tinggal di Swedia punya persentase 2,21 anak per wanita.

undefined
Sebuah keluarga di Tiongkok | South China Morning Post

Diperkirakan di tahun 2060, kurang lebih Swedia akan diisi oleh 13 juta penduduk.

Sebelumnya, kebijakan 1 anak pernah diterapkan di Tiongkok antara tahun 1979 dan 2015.

Mereka memberi pengecualian bagi etnis minoritas.

Tiongkok setidaknya telah mencegah 400 juta kelahiran.

Bagaimana pendapat kamu tentang pembatasan jumlah anak untuk keberlanjutan kehidupan di Bumi? (Grid.ID/Ahmad Rifai)

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved