Kebanggaan Kaltim

Buaya Badas Hitam Penghuni Danau Mesangat mulai Sulit Ditemui

Belum lama ini, masyarakat Kalimantan Timur dihebohkan adanya adegan nyata buaya muara menerkam mentah-mentah seorang pria

Penulis: Budi Susilo | Editor: Sumarsono
GRAFIS/TRIBUNKALTIM
Buaya Badas Hitam 

TRIBUNKALTIM.CO - Belum lama ini, masyarakat Kalimantan Timur dihebohkan adanya adegan nyata buaya muara menerkam mentah-mentah seorang pria yang mengklaim dirinya sebagai pawang reptil buaya. Aksi buaya mencaplok orang ini terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 39 detik.

Kejadian memilukan tersebut berada di kawasan sungai Muara Jawa Ulu, Kabupaten Kutai Kartanegera, Kaltim. Kabar terakhir, nasib pria yang dicaplok mulut buaya itu, garis takdirnya dinyatakan meninggal usia, menjadi korban keganasan liarnya buaya.

Baca: Menang di Kandang West Ham, Tottenham Sukses Hentikan Rekor Buruk

Melihat dari segi ilmu biologi reptil, buaya itu terbagi dalam beberapa kelompok, yakni kelompok buaya air tawar dan buaya air payau. Buaya yang galak di Muara Jawa masuk kategori buaya air payau, yang sering disebut buaya muara. Hidupnya bisa berada di kondisi perairan yang tawar dan tawar sedikit asin.

Sebenarnya bumi ini bukan hanya disinggahi buaya muara semata. Ada buaya lainnya yang jarang diketahui khalayak umum. Secara kasat mata, bentuk buaya bisa dibilang bagai "pinang dibelah dua," satu sama lain wujudnya hampir sama.

Buaya ini adalah buaya badas hitam atau dalam bahas latinnya Crocodylus Siamensis. Buaya jenis ini hidup di perairan Sangatta, Kutim. Petugas konservasi di Kota Balikpapan memberi nama dengan sebutan buaya kodok.

Baca: Inilah Lima Pesepakbola Indonesia Nominator Pemain Terbaik AFF

Buaya badas hitam menempati habitat di perairan air tawar, tidak bisa hidup di wilayah air payau, apalagi perairan laut yang bergaram tingkat asinnya tinggi. Dibandingkan dengan populasi buaya muara, jenis buaya badas hitam bisa dibilang masuk kategori sudah mulai jarang ditemukan.

Petugas lapangan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kota Balikpapan, Amos Robi Simon, yang sudah berpuluh tahun menyusuri alam liar, blusukan ke wilayah perairan sungai di Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara belum pernah menemukan si buaya badas hitam. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved