Pengendara Ngamuk diminta Bayar Rp 50 Ribu Terkena Tilang
Kendaraan patroli sengaja di parkir di dalam gang dan beberapa polisi berompi kuning pun langsung menyergap
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Gelaran razia yang dilakukan jajaran Satlantas Polres Kutai Timur, kini semakin gencar. Tak lagi mengambil waktu-waktu tertentu secara terbuka di sebuah pusat keramaian atau di kawasan pertigaan dan perempatan jalan, tapi dilakukan hampir setiap hari dan menyasar ke kawasan jalan kecil di sekitar pemukiman.
Bahkan hari libur pun ada beberapa polisi yang berjaga di sekitar warung atau toko untuk memantau para pelanggar lalu lintas.
Seperti yang dilakukan Senin (25/9) sekitar pukul 12.00 siang di Jalan Munthe, Kecamatan Sangatta Utara, yang merupakan jalan masuk ke kawasan Perumahan Munthe.
Kendaraan patroli sengaja di parkir di dalam gang dan beberapa polisi berompi kuning pun langsung menyergap begitu mendapati pengendara yang melanggar. Alhasil, polisi tersebut panen pelanggar lalu lintas.
Razia tersebut membuat kecewa sebagian warga. Satu di antaranya adalah Zahrina Putri. Ia menuturkan, suaminya terjaring razia di lokasi tersebut dan apa yang dilakukan polantas di lokasi tersebut dianggapnya berlebihan.
"Aneh, kenapa polisi melakukan razia di dalam kawasan perkampungan. Padahal Sangatta ini luas, masih banyak tempat lain yang merupakan jalan umum dan lebih layak untuk digelar razia," ungkapnya.
Saat ditilang pun, kata Putri, petugas langsung menahan STNK motor skuter milik sang suami dan meminta pembayaran Rp 50.000, saat mengambilnya. “Suami saya tadi langsung belok kiri di pertigaan. Lampunya saat itu merah. Memang ada larangan langsung belok, kecuali lampu lalu lintas berwarna hijau. Kami sadar itu, tapi caranya dengan langsung menahan STNK dan meminta pembayaran Rp 50.000 itu yang terlalu berlebihan menurut kami,” ujar Putri.
Tak hanya itu, seorang pemilik warung kuliner di bilangan Jalan Yos Sudarso yang tak ingin namanya dikorankan menyatakan hal senada.
Dia mengaku kecewa atas tindakan Satlantas Polres Kutim tersebut. "Saya memang sering lihat polisi lakukan razia di dalam Jalan Munthe itu. Aneh sekali. Itu kan daerah perkampungan," ujarnya.
Terpisah, Kasat Lantas Polres Kutim AKP Eko Budiatno mengatakan, pihaknya saat ini tidak pernah lagi melakukan razia kendaraan. Namun diganti dengan hunting, alias keliling memantau kondisi lalu lintas di Kutim, terutama Sangatta.
"Itu kami lakukan untuk mengubah mindset masyarakat yang memandang bahwa polisi itu harus ditakuti karena sering adakan razia. Makanya kami gunakan pola hunting saja," ujar Eko.
Mengenai razia kecil di dalam perkampungan Jalan Munthe, diterangkannya, merupakan tindakan untuk menertibkan kepatuhan masyarakat. "Itu supaya masyarakat tidak meremehkan aturan lalu lintas. Supaya keluar rumah dengan motor harus tertib gunakan helm. Sebab, nanti kalau kecelakaan biayanya lebih mahal lagi. Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi," ujar Eko. (*)