Erupsi Gunung Agung
Terkini! 9 Ciri-ciri Tekanan Magma ke Puncak Gunung Agung Semakin Kuat
Peningkatan kegempaan ini menunjukkan dobrakan tekanan magma ke atas (puncak) kian nyata dan kuat.
TRIBUNKALTIM.CO, AMLAPURA - Intensitas kegempaan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali,mengalami peningkatan tajam sepanjang Minggu (24/9/2017).
Peningkatan kegempaan ini menunjukkan dobrakan tekanan magma ke atas (puncak) kian nyata dan kuat.
Hal tersebut disampaikan Kabid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementrian ESDM, I Gede Suantika, Minggu (24/9/2017), di Pos Pengamatan PVMBG, Desa Rendang, Karangasem.
"Kegempaan yang kami rekam besarnya semakin hari kian meningkat, dan itu berupa gempa-gempa terasa. Meningkatnya aktivitas kegempaan menunjukkan bahwa dobrakan tekanan magma ke atas itu kian nyata dan kuat," terangnya.
Semenjak status Gunung Agung ditetapkan Awas (Level IV), tingkatan tertinggi dalam gunung berapi, aktivitasnya memang semakin meningkat.
Baca: Marak Beredar Isu Gunung Agung Meletus, Inilah Penjelasan Pusat Vulkanologi
Baca: Berstatus Awas, Tenyata Banyak Mitos di Kalangan Pendaki Gunung Agung, Dilarang Bawa Makanan Ini
Baca: Gunung Agung Mau Meletus, Model Majalah Playboy yang Seksi Ini Malah Datang ke Bali

Peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Bali ini dicirikan dengan:
1. Semakin banyaknya gempa-gempa vulkanik dalam, dangkal, serta gempa tektonik.
2. Bahkan beberapa kali gempa yang dirasakan dengan skala III-IV MMI (Modified Mercalli Intensity atau Skala Mercalli) dari Pos Pengamatan PVMBG Rendang.
3. Padahal sebelumnya pada Sabtu (23/9/2017) gempa yang dirasakan hanya dengan skala II MMI.
4. Tercatat, aktivitas kegempaan pada Minggu (24/9/2017) terhitung mulai pukul 00.00-06.00 Wita telah terjadi 178 kali gempa vulkanik dalam.
5. Sedangkan vulkanik dangkal 109 kali ,dan 13 kali gempa tektonik lokal. Terjadi satu kali gempa yang dirasakan dengan skala IV MMI.
6. Selanjutnya terhitung dari pukul 06.00-12.00 Wita terjadi 154 kali gempa vulkanik dalam, 102 kali vulkanik dangkal, dan 29 kali gempa tektonik lokal. Dari periode ini terjadi dua kali gempa yang dirasakan dengan skala IV MMI.