Jhoni si Pemandu Pendakian di Gunung Agung Bikin Cemas Netizen, Semoga Kamu Selamat

Sosok Jhoni bukanlah pemandu biasa, ia adalah seekor anjing berwarna hitam yang tinggal disekitaran gunung Agung

Instagram
@bali_punya_cerita 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebuah gunung berapi tipe stratovolcano atau gunung berapi kerucut terdapat di Pulau Bali.

Ialah Gunung Agung. Gunung berapi yang saat ini sedang dalam perhatian.

Intensitas kegempaan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami peningkatan tajam sepanjang Minggu (24/9/2017).

Semenjak status Gunung Agung ditetapkan Awas (Level IV), tingkatan tertinggi dalam gunung berapi, aktivitasnya memang semakin meningkat.

Gunung Agung terlihat di Pos Pengamatan Gunungapi Agung,Desa Rendang,Kabupaten Karangasem,Minggu (24/9/2017). Pengamatan tidak berjalan lancar karena Gunung Agung sering tertutup awan.
Gunung Agung terlihat di Pos Pengamatan Gunungapi Agung,Desa Rendang,Kabupaten Karangasem,Minggu (24/9/2017). Pengamatan tidak berjalan lancar karena Gunung Agung sering tertutup awan. (Tribun Bali/Rizal Fanany)

Baca: Gunung Agung Erupsi, Bandara SAMS Balikpapan Siap Tampung Penerbangan Internasional

Baca: Gunung Agung Berstatus Awas, Tiba-tiba Ribuan Burung Pipit Mati Mendadak

Aktivitas vulkanik yang terus meningkat menandakan magma terus bergerak ke permukaan.

Apalagi berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG kejadian gempa bertambah pada Senin (25/9/2017).

Terhitung jumlah gempa vulkanik dalam 564 kali, vulkanik dangkal 547 kali, dan gempa tektonik lokal 89 kali.

Dilansir dari bali.tribunnews.com, dikatakan oleh Kasbani status bahaya masih di radius 9 KM dari puncak Gunung Agung.

Pun sektoralnya masih di radius 12 KM ke arah timur laut, selatan, barat daya dan tenggara.

"Itu radius untuk zona merahnya," paparnya.

Dengan adanya peningkatan aktivitas kegempaan apakah kemungkinan nantinya akan ada perluasan zona berbahaya.

Kasbani menyatakan, terlebih dahulu akan melihat perkembangannya.

"Kami lihat perkembangannya. Setelah terjadi erupsi, ada potensi untuk memperluas zona bahaya. Dari 9 KM menjadi 12 KM, dan yang radius 12 KM diperluas ke radius 15 KM," terangnya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved