Guru SD Buat e-KTP Palsu dengan Printer
Di dalam rumah tersebut, kami temukan ada sekitar 80 lembar e-KTP palsu yang dicetak menggunakan mesin printer biasa.
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Kasus beredarnya KTP elektronik (e-KTP) palsu di wilayah Kutai Timur akhirnya terungkap. Dari hasil penyelidikan di lapangan dan keterangan saksi yang dihimpun kepolisian, akhirnya produksi e-KTP mengarah ke Desa Rawa Permai, Kecamatan Bengalon.
Pria berinisial BN (41), seorang guru di Kecamatan Bengalon diamankan jajaran Satreskrim Polres Kutim bekerja sama dengan Polsek Bengalon, Selasa (27/9) dini hari.
Kapolres Kutim AKBP Rino Eko didampingi Kasatreskrim AKP Andika Dharma Sena mengatakan arah penyelidikan timnya, menuju ke Kecamatan Bengalon. Kemudian dilakukan penggrebekan di sebuah kos-kosan di belakang SD yang ditempati BN.
“Di dalam rumah tersebut, kami temukan ada sekitar 80 lembar e-KTP palsu yang dicetak menggunakan mesin printer biasa. Ada pula SIM, Kartu Keluarga dan Ijazah palsu,” ungkap Andika.
Alhasil, BN beserta barang bukti, berikut laptop dan printer yang digunakan untuk memproduksi surat-surat palsu tersebut diamankan. Ia langsung digelandang ke sel tahanan Polres Kutim dini hari pasca penggeledahan.
“Hasil pemeriksaan sementara, BN mengakui perbuatannya itu atas dasar ingin menolong saja. Mereka yang ingin melamar pekerjaan ke perkebunan sawit membutuhkan surat-surat pendukung, seperti KK, KTP, SIM dan ijazah. Untuk Ijazah, KK dan SIM katanya bayar seikhlasnya saja. Tapi untuk e-KTP ia meminta biaya Rp 200.000 hingga Rp 300.000 per lembar,” kata Andika.
Hingga saat ini, menurut Andika, pemeriksaan terhadap BN masih berlanjut. Terutama untuk menyelidiki apakah ada keterkaitan dengan pihak lain atas perbuatannya tersebut.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Kutai Timur, Januar HLPA mengatakan pihaknya mendapat informasi seorang warga yang mendaftar untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan menggunakan e-KTP palsu. Saat diteliti isian dari KTP el tersebut, ternyata benar. Hal ini pun langsung dilaporkan pada pihak kepolisian.
“Awalnya satu orang. Kemudian dari hasil penyelidikan pihak kepolisian dan kami juga bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, ternyata ada lima KTP el palsu yang ditemukan. Sampai saat ini masih kita telusuri siapa pelakunya,” ungkap Januar. (*)
